BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Pemuda pemudi di indonesia
khususnya para remaja baik putra ataupun
remaja putri mereka sangat antusias terhadap dunia fashion ataupun tingkah laku
dari dunia barat. Semuanya itu bisa dilihat dari gaya
hidup mereka sehari-hari yang sudah melekat didalam duniapara remaja seperti cara
gaya pakian
yang ketat,rambut bercorak dan ada tanda dibadannya sepeti tato. Bukani tu saja
yang lebih parahnya mereka tidak menghiraukan betapa pentingnya agama dalam
hidup mereka mengenai masalah akhlak,ibadah dan tingkah laku manusia. Dsini
bisa dilihat kurangnya rasa cinta remaja terhadap mentauladani contoh dari
bercermin pada akhlak nabi saw. Akibatnya banyak para remaja yang yang
berkiblat pada dunia barat hal meniru
tingkah laku maupun gaya berpakaian sehingga terjadilah pergaulan
bebas yang tak terbatas. Ini bisa dilhat dari gaya pertemanan yang sangat
komplek jika dilihat banyak para remaja putra dan putri bergandengan tangan
dimuka umum sebenarnya ini tidak boleh menurut agama tapi mereka mersa sah-sah
saja karena mereka rasa hal tersebut sudah melekat didlam pergaulan
mereka.sungguh lirih para remaja kita yang enggan bercermin pada akhlak nabi
SAW yang sangat disayangkan karena akibatnya akhlak para remja kita menjadi
tercela bahkan bisa trejerumus kedalam dunia hitam. Artinya mereka akan
menerobos norma-norma agama dan bahkan akan menjadikan mereka menjadoi pribadi yang tak karuan.
Disini sangat penting betapa indahnya jika kita bercermin pada akhlak nabi saw.
Karen akita
bisa meliah contoh perilaku beliau semasa hidupnya yang mana akan membawa kita
kedalam orang yang berakhlak baik. Baik dari segi tingkah laku dan juga segi
pakaian,yang mana jika kita bercermin pada akhlak nabi SAW kita akan menjadi
[ribadi yang baik dan dipandang juga lebih enak karena tidak berbenturan dengan
nilai-nilai agama ataupun norma-norma yang ada pada masyarakat.
1.2 Rumusan
Masalah
a.) Bagaimana
isi buku bercermin pada akhlak nabi SAW
b.) Apa
kekurangan buku b bercermin pada akhlak
nabi SAW aik dari segi bahasa ataupun yang lainnya
c.) Bagaimana
keunggulan buku bercermin pada akhlak nabi SAW dengan buku yang lainnya
1.3 Tujuan
a.)
Mengetahui isi buku bercermin pada
akhlak nabi SAW
b.) Mengetahui
kekurangan buku bercermin pada akhlak nabi SAW baik dari segi bahasa ataupun
yang lainnya
c.) Mengetahui
keunggulan buku bercermin pada akhlak nabi SAW ini dengan buku yang
lainnya
BAB. II ULASAN BUKU
1.1 ISI
BUKU BERCERMIN PADA AKHLAK NABI SAW
1.2 Definisi
Amanah
Pada
dasarnya, kata “Amanah” mamiliki dua arti, khusus dan umum.
Arti yang khusus semisal
mengembalikan harta, perhiasan atau apa saja kepada si empuny, menjaga dan
memelihara benda tersebu, serta tidak berbuat sesuatu kepada benda itu. Kendati
pemiliknya tidak menuntut untuk dikembalikan, orang yang memeliki sifat amanah
tetap memulangkan benda tersebut.
Sedangkan arti secara umum, makna
amanah jauh lebih luas dari pada di atas. Meliputi antara lain menjaga rahasia
dan menyampaikan secara jujur kewajiban orang yang bersangkutan untuk
disampaikan.
Sebagai contoh, jika ada orang yang
menceritakan rahasianya dan merasa yakin dengan kepercayaan dirimu, maka
berarti kamu telah berlaku amanah terhadap rahasianya. Atau jika orang
bekonsultasi mengungkapkan keluhanya kepadamu, dengan harapan kamu memberikan
pandangan secara menyeluruh walaupun sejatinya orang ini menginginkan hal yang
sebaliknya. Kalu kamu melakukan ini, berarti kamu telah berbuat amanah.
Contoh Dari Rasulullah
Amanah Rasulullah adalah salah satu
keutamaan yang beliau miliki. Sifat ini tercermin dalam seluruh tindakanya.
1.
Tidak diragukan lagi, contoh terbesar dari kejujuran
Rasulullah tampak sewaktu beliau memikul risalah yang dipercayakan Allah
kepadanya untuk didakwakan. Allah menyuruh untuk melaksanakan tugas itu. Dan
rasulullah memang menyampaikan Risalah tersebut kepada umat manusia dengan
metode terbaik yang bisa dilakukan. Namum beliau juga harus menanggung resiko
besar sebagai konsekuensi menempuh jalan itu.
Definisi
‘Iffah
‘Iffah
(menjaga diri) adalah keutamaan yang dapat mencegah manusia untuk tidak
melakukan perbuatan yang tidak boleh baginya, baik dengan tangan, lisan,
ataupun yang lainya. Kata ‘iffah sendiri dan yang sepadan dengannya tercantum
dalam kitab suci al-Qur’an, seperti firmanya :
1.
Menjaga kemaluan dari perbuatan keji.
É#Ïÿ÷ètGó¡uø9ur
tûïÏ%©!$#
w tbrßÅgs
%·n%s3ÏR 4Ó®Lym ãNåkuÏZøóã ª!$# `ÏB
¾Ï&Î#ôÒsù
3
“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin
hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan
karunia-Nya…” (QS.An Nur : 33)
Dalam ayat tertsebut, terkandung
perintah untuk selalu berjuang menjaga kesucian diri bagi mereka yang tidak
mampu menikah, karena ketiadaan biaya ataupun nafkah
Ayat di atas,
secara redaksional terletak setelah perintah menjaga diri dari fitnahdan
menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, seperti menundukan pandangan, menikah
agar terhundar dari godaan nafsu, menahan gejolak jiwa yang senantiasa menyuruh
pada kejelekan, serta mengendalikan hawa nafsu, hingga tiba masa, di mana kita
mempu uintuk melangsungkan pernikahan.
Contoh dari
Rasulullah saw.
Rasulallah saw. Adalah puncak csuri
tauladan dalam sifat ‘iffah. Figur yang tingkah lakunya bisa dijadikan contoh,
bagaimana mengamalkan sifat ‘iffah dalam kehidupan sehari-hari. ‘iffah juga
memiliki hubungan dengan sikap-sikap terpuji lainya, seperti jujur, adil,
qona’ah serta zuhud.
Kesucian
Rasulullah saw. Dari segala bentuk keburukan adalah kenyataan yang tidak bisa
dibantah. Allah telah memelihara Nabi-Nya dari kejelekan semenjak kanak-kanak.
Rasulullah saw. Tidak pernah menyimpang. Tidak pernah terbetik dalam hatinya
untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kemanusiaan. Bahkan, tangan
Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan perempuan lain, selain istri, para
kerabat (baca : Muhrim) yang perempuan serta hamba sahaya beliau.
“Kuburan Said bin Al-Ash,” jawab yang lain.
“Semoga Allah melaknat penghuni
kubur ini,” hardiknya.
“ Sesungguhnya
dia telah memerangi Allah dan utusanya,”
Mendengar ucapan
itu, Amru bin Said naik pitam. Dia membalas : “Ya Rasulullah saw., ini adalah
kuburan orang yang lebih banyak bersedekah dan memiliki kedudukan yang lebih
tinggi dibandingkan abu Quhafah.”
“Apakah engkau rela dia berkata
demikian padaku, wahai Rasulullah saw.? Kata Abu Bakar. “Bertuturlah yang sopan kepada Abu Bakar, wahai amru,”
Sejurus kemudian, Amru bin Said
memisahkan diri dari rombongan Nabi. Maka Rasulullah saw. Memperingatakan Abu
Bakar. Beliau berkata ; “Wahai Abu Bakar, jika kamu hendak menyebut orang-orang
kafir, sebutlah mereka secara umum. Karena jika engkau khususkan pada orang-orang
tertentu, maka itu akan membangkitkan perasaan empati dari keturunanya.
“Setelah mendengar sabda Nabi inilah, kaum Muslimin tidak pernah menyebut lagi
kejelekan orang-orang kafir yang telah mati secara perorangan.
Anjuran
Berbuat ‘Iffah
Nabi
Muhammad., selalu berusaha membentuk sebuah masyarakat yang beradab. Oleh sebab
itu, beliau senantiasa menyuruh umatnya untuk menjaga diri mereka dari segala
keburukan dalam seluruh aspek kehidupan. Sebagaimana sabda beliau:
1.
“Sesungguhnya Allah mencintai orang fakir yang menjaga
diri dari meminta-meminta kepada keluarganya.”
2.
“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang murah hati
lagi bisa menjaga diri. Sebaliknya, Allah membenci orang yang tidak sopan,
senang meminta-minta.”
3.
Salah satu golongan yang dinaungi Allah dalam
lindungan-Nya pada Hari Kiamat ketika tak ada tempat untuk berlindung kecuali
hanya pada-Nya adalah seorang lelaki yang digoda oleh perempuan terhormat dan
cantik, namun ia berkata “saya takut kepada Allah”
Definisi
Zuhud
Ditinjau
dari sudut epistimologi, zuhud adalah meninggalkan hal-hal mubah yang boleh
dikerjakan, serta mendahulukan kepentingan orang lain demi menyucikan jiwa.
hal ini
dilakukan dalam kondisi terdesak atau terhimpit, tidak dinamakan zuhud, karena
hal itu dipaksa kondisi dan tidak ada alternative lai. Begitu pula jika
dikerjakan dengan tujuan menghina atau menyakiti raga, seperti yang terdapat
dalam dokrin rahib. Maka tak sedikitpun nilai zuhud terpancar dari perbuatan
yang tidak didasarkan pada kepentingan semacam
itu.
Dengan membatasi definisi seperti
diatas, zuhud memiliki hubungan dengan karakter mulia lainya, seperti qonaah,
iffah, sabar, tawaddhu, serta mengutamakan kepentingan bersama
Zuhud merupakan factor yang dapat
mencegah dorongan nafsu untuk hidup mewah ditengah harta yang melimpah, dan
mencegah keinginan untuk memburu sesuatu yang disenangi,atau bersenag-senang
dengan hara sacara terus menerus.
Nafsu dapat menjebak pikiran untuk
memiliki segala sesuatu tanpa batas .kalau barang yang di kehendaki terbentur
pada tembok hukum (baca;haram),dia terpekur sedih ,atau larut dalam duka cita
yang berkepanjangan.
Sebaliknya
orang yang arif lagi bijaksana ,akan menghindari kesenangan-kesenangan yang
sangat menggoda. Bersikap acuh (apriori) terhadap kenikmatan yang dibangkitkan
oleh harta yang sebenarnya tidak layak untuk dijadikan sumber kenikmatan. Lebih
dari itu, ia membenci kebiasaan bersenang-senang, yang tak akan mungkin
menumbuhkan rasa simpati terhadap derita orang-orang miskin.
Contoh dari Rosulullah saw.
Contoh prilaku zuhud yang
dimiliki Rosulullah saw. adalah contoh zuhud terbaik yang perna ada, karena
beliau tergolong orang berkecukupan. Beliau perna menyatakan bahwa
bersenang-senang itu boleh. Akan tetapi
Rosulullah sendiri tidak melakukannya .Yang ada dalam benak beliau
adalah kemaslahatan agama Islam serta rintihan penderitaan orang- orang miskin.
Dalam Hal
Harta Kekayaan
- Tidak memonopoli kepemilikan harta berlimpah yang terdiri dari ghanimah (harta pampasan perang) dan fai’, sedekah dan hadia. Akan tetapi Rosulullah saw. suda merasa puas dengan menerima bagian seperlima. Meskipun demikian, Rosulullah saw. tidak menyimpan sesuatu sama sekali, bahkan satu dirham pun. Beliau keluarkan semuanya untuk kepentingan bersama, sehinga tidak hany kebahagiaan bersama yang dirasakan, labih dari itu, persatuan kaum Muslimin tetap terpelihara. Rosulullah sa. Bersabda: “Seandainya aku mendapatkan ghanimah emas dalam perang Uhud, dan aku memperoleh bagian satu dinar. Sungguh aku tidak merasa senang sedikit pun, aku pasti menyisihkan satu dinar itu untuk kepentingan agamaku.”
BEKERJA KERAS
Islam adlah akidah, syari’at dan kerja. Kerja disini meliputi ibadah,
taat, kemauan bekerja keras dalam mencari nafkah serta menumbuhkembangkan
nilai-nilai kebaikan. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berusaha guna mencari
karunianya di segenap penjuru dunia.
Islam tidak mengiginkan
pengikutnya malas berpangku tangan, memandang suatu usaha dari satu pandangan,
dan memalingkan diri dari nilai-nilai positif didalamnya. Islam mengajarkan
untuk selalu giat bekerja dan mengharuskannya sebagain salah satu kewajiban
dalam hidup.
Menurut Barton, kebodohan itu adalah
kematian yang tragis, atau racun ganas bagi tubuh dan otak. Kalau kiranya
anjing yang bodoh pasti pernah penyakit kurap, bagaimana keadan manusia yang
bodoh? Kemalasan akal lebih berbahaya daripada kemalasan badan. Kecerdasan yang
tidak diikuti dengan perbuatan adalah penyakit kronois yang akan mencemari
jiwa. Tak ubahnya setumpuk kotoran yang mencemari sungai yang buntu.
Contoh dari
Rasulullah saw.
Sejak kecil sampai beranjak dewasa,
Rasulullah saw, menggembala domba, bersama saudara sesusuanya. Beliau pernah
menggembalakan domaba milik bani Asad. Selanjutnya, beliau bekerja kepada
penduduk mekkah dengan gaji tetap. Rasulullah saw menghabiskan waktu yang cukup
panjang menggembalakanya sampaim ke luar kota
mekkah. Mengenai hal ini, beliau berkata : “Tak seorang pun nabi yang tidak
menggembala domba.” Beliau ditanya, “Dan engkau, ya Rasulullah saw.?” “ Aku pun
demikian,” jawab beliau.
Anjuran untuk
Bekerja
1. “Tak ada
makanan yang kalian makan sebaik dari yang dihasilkan oleh jeri payanya.
Sesungguhnya nabi Allah, Daud, makan dari hasil usahanya sendiri.
2.
“Sebaik-baiknya barang yang dimakan seseorang adalah yang dihasilkan dari
usahanya,”
3. Barang siapa
meminta, pasti kami neri, barang siapa merasa cukup, pasti kami cukupkan, dan
barang siapa yang tidak memohon kepada kami, dialah orang yang paling kami
cintai,”
4.
“Sesungguhnya, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan
memikul ikatan kayu itu, mak itu lebih baik, daripada ia meminta-minta kepada
orang lain, baik orang itu memberinya ataupun tidak.
Definisi
Tawaddhu’
Tawaddhu’ adalah melepaskan diri dari keinginan memiliki sesuatu
yang tak berguna, tapi tidak mengabaikan kegunaanya, dan tidak memberikan
motivasi untuk menganggap rendah kemuliaanya.
Lawanya adalah sombong, yaitu menganggap dirinya lebih baik, atu lebih
sempurna dari pada orang lain, selalu memandang remeh orang-orang disekitarnya,
serta meremehkan dan menjauhi mereka. Merasa terlalu agung untuk berbaur dalam
perkumpulan mereka, memandang sebelah mata orang yang menasehati atau
menegurnya. Jika ada yang berani berbuat lebih jauh lagi, ia murka, mencaci
maki dan menghina orang yang menasehatinya.
Anjuran
Rasulullah saw, untuk tawaddhu’
Berkaili-kali Rasulullah saw mengecam
sikap takabur dan berusaha menjadikannya sebagai sesuatu yang dibenci kaum
muslimin. Dan berkali-kali pula Rasulullah saw menganjurkan bersikap Tawaddhu’
dan berusaha menjadikanya sebagai sesuatu yang amat disenangi. Telahbanyak suri
teladan yang beliau tunjukan, misalnya :
- Beliu bersabda : “Kalian tidak perlu memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuji anak maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba Allah atau Rasululah.
- Ketika Rasulullah saw melaksanakan haji, beliau memakai kain beludru sebanyak 4 dirham. Kemudian beliau berdo’a :”Ya Allah, jangan jadikan riya’ dan sombong bersemayam dalam ibadah haji-(ku).”
Definisi
Musyawarah
Diantara sekian banyak keistimewaan Islam adalah anjuran untuk
bermusyawarah, yaitu menyerap dan menghargai aspirasi, serta memberikan hak
yang sama untuk mengeluarkan pendapat, selama tidak menyimpang dari akidah dan
ibadah. Kemudian menjatuhkan keputusan yang terbaik
Dari ayat al-Qur’an di bawah ini, yang menganjurkan
musyawarah, menunjukan bahwa musyawarah disetarakan dengan iman, bersandar
kepada Allah, menjauhi dosa-dosa, mendirikan sholat, berinfak di jalan Allah
dan jihad guna membela kebenaran dan meninggikan kalimat-kalimat-Nya.
!$yJsù
LäêÏ?ré&
`ÏiB
&äóÓx«
ßì»tFyJsù
Ío4quptø:$#
$u÷R9$#
( $tBur
yZÏã
«!$#
×öyz
4s+ö/r&ur
tûïÏ%©#Ï9
(#qãZtB#uä
4n?tãur
öNÍkÍh5u
tbqè=©.uqtGt
ÇÌÏÈ tûïÏ%©!$#ur
tbqç7Ï^tGøgs
uȵ¯»t6x.
ÄNøOM}$#
|·Ïmºuqxÿø9$#ur
#sÎ)ur
$tB
(#qç6ÅÒxî
öNèd
tbrãÏÿøót
ÇÌÐÈ tûïÏ%©!$#ur
(#qç/$yftGó$#
öNÍkÍh5tÏ9
(#qãB$s%r&ur
no4qn=¢Á9$#
öNèdãøBr&ur
3uqä©
öNæhuZ÷t/
$£JÏBur
öNßg»uZø%yu
tbqà)ÏÿZã
ÇÌÑÈ tûïÏ%©!$#ur
!#sÎ)
ãNåku5$|¹r&
ÞÓøöt7ø9$#
öLèe
tbrãÅÁtG^t
ÇÌÒÈ
Maka sesuatu yang diberikan kepadamu, itu
adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan
lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka,
mereka bertawakkal.Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan
perbuatan- perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. Dan
(bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan
shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan
mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Dan (
bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela
diri. (QS. Asy-Syura : 36-39)
KEKURANGAN BERCERMIN PADA AKHLAK NABI SAW
Buku ini dari segi gaya bahasa cukup bisa
dimengerti tetapi ada salah satu pokok bahasan yang menurut saya kurang bisa
dipahami seperti pada percakapan Fulan didalam isi buku tersebut dan juga
disini tidak ada satu rujugan hadis yang menyatakan apakah hadist ini sahih
atau lemah yang menyatakan bahwa peristiwa ini ada satu hadis yang bisa
dijadikan sandaran. Disamping itu juga ayat al quran tidak disertakan dalm buku
ini ada hubungannya dengan hadist yang mengenai suatu masalah seperti masalah
bekerja keras. Dari segi terjemhan dalam buku ini kurang mengena kedlam maksud
dari intipokok bahasan mungkin ini dikarenakan buku ini berasal dari kairo.
Disamping itu juga ada banyak sebuah ulasan atau kata kata yang dipakai
berulang-ulang dalam suatu pokok materi kemateri lain yang menyebabkan isi buku
ini seakan-akan monoton walaupun itu Cuma sedikit tapi sangat mengganggu
keindahan isi buku ini. Ada
juga sebuah perumpan yang tidak sinkron dengan pokok bahasan
KELEBIHAN BUKU BERCERMIN PADA AKHLAK NABI SAW
Buku ini memilki sebuah kelebihan dibandingkan dengan buku yang lainya
seperti bisa kita lihat dalam bag amanah disana dijelaskan bahwa menjadi seorang yang amanah itu akan
mendapatkan sebuah kepercayaan dari oarnga lain karena kita bisa menjaga amanah
tersebut, disamping itu juga ada sebuah materi tentang zuhud seperti sifat Nabi Muhammad., selalu
berusaha membentuk sebuah masyarakat yang beradab. Oleh sebab itu, beliau
senantiasa menyuruh umatnya untuk menjaga diri mereka dari segala keburukan
dalam seluruh aspek kehidupan yang mana ini sangat bagus untuk kita contoh. Ada juga Tawaddhu’ merupakan melepaskan diri dari keinginan
memiliki sesuatu yang tak berguna, tapi tidak mengabaikan kegunaanya, dan tidak
memberikan motivasi untuk menganggap rendah kemuliaanya. Tawaddhud ini harus
kita milki karna siafat ini tidk menganggap bahwa apa yang kita inginkan belum
tuntu menjdi berguna bagi orang lain dan tidak menjadikan dirinya paling pintar
dan tak terkalahkan inilah sifat yang harus dimilki oleh kita. Ada pula sifat dari beliau
yang harus kita contoh seperti bekerja keras seperti dalam kalimat ini Sesungguhnya, seandainya salah seorang di
antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, mak itu lebih
baik, daripada ia meminta-minta kepada orang lain, baik orang itu memberinya
ataupun tidak. Artinya allah tidak menyukai orang-orang yang malas dan tidak
mau bekerja keras serta berpangku tangan pada orang lain ini merupakan sikap
yant tidak pantas kita contoh yang harus kiata contoh adalah bekerja keras
dengan usaha kita sendiri seperti nabi muhammad belia selalu bekrja keras tanpa
mengeluh ataupun ngedumel. Disamping itu juga
buku ini menganujrkan kita untuk selalu bermusyawarah ketika memutuskan
suatu masalah yang kita bisa melihat contoh dari nabi ketika mau memutuskan
suatu masalah. Satu lagi kelebihan buku ini dengan buku lain yaitu membahas
tentanng poligami dimana disini akan dijelaskan bebrapa penjelsan yang mungkin
bisa djadikan sebagai sandaran atu acuan kenapa nabi itu melakukan poligami dan
menjlaskan argumentasi dari buku ini. Yang mana ini adalah seuah analisi dan
akan menjawab pertanyaan yang sedang berkecambuk didalam dunia barat atau kaum
orientalis.
ANALISIS
MENGAPA
RASULULLAH SAW.
MENGANUT
POLIGAMI?
Pendapat
umum sat ini ada yang menyiratkan keraguan terhadap kepribadian Rasulullah saw.
Ada anggapan
zuhud yang dipraktikan beliau tercampuri oleh unsure-unsur negative, sehinga
bertentangan dengan syariat Islam. Hal ini ditandai dengan jumlah istri beliau
yang lebi dari satu, karena beliau adalah penganut poligami.
Yang mengherankan, sikap para
cendikiawan atau ilmuwan Muslim dalam hal ini terpecah menjadi dua. Sebagian
ada yang menyangkal berbagai tuduhan yang dialamatkan kepada Rosulullah saw.,
namun sebagian yang lain memili bersikap dan tidak tahu mau peduli. Sehingga
para missionaris dan orientalis merasa mendapatkan untuk terus mendeskriditkan
Nabi saw. sebagaimana para pendahulunya.
ARGUMEN PERTAMA
Selayang Pandang Perjalanan Nabi saw.
Rasulullah saw. hidup
ditengah-tengah kaumnya sebelum diutus menjadi rasul selama 40 tahun. Tentu
saja itu rentang waktu yang cukup lama, dengan melewati berbagai fase
kehidupan, yang meliputi keceriaan masa kanak-kanak, pubertas remaja, serta
kehidupan dewasa. Dalam semua fase tersebut, Rasulullah saw. menjadi seri
tauladan dalam segala aspek, baik tata karma, sopan santun, budi pekerti,
maupun kebersihan.
Adapun kaum musrikin Makkah terpecah
menjadi tiga bagian, yaitu mempertimbangkan dakwah, yang tidak peduli, serta
yang memilih konfrontasi. Namun tak seorang pun di antara ketiga bagian
tersebut berani menyerang keluhuran budi pekerti serta kejujuranya.
Akhirnya,mereka melancarkan permusuhan dengan metode penyebaran kabar bohong,
mengarang cerita palsu, serta menyebar luaskan berita-berita yang tidak benar,
dengan tujuan menghancurkan dakwah Islam, menjauhkan manusia agar tidak
mengindahkanya, sekaligus menimbulkan keragu-raguan dalam hati para sahabat
Rasulullah saw.
Rasulullah adalah figure
sempurna yang tak pernah berniat melakukan kejahatan, bahkan memegang tangan
wanita pun belum pernah beliau lakuka, kecuali tangan istri, muhrim serta
sahayanya.
Sebagai manusia, Rasulullah
saw sebetulnya juga memiliki kecendrungan untuk hidup kaya, namun Allah
menjauhkan keinginan tersebut, semenjak sebelim menjadi Nabi hingga setelah
diangkat menjadi utusan Allah.
ARGUMENTASI KEDUA
Poligami adalah Tradisi klasik
Adalah sebuah keanehan ketika
para pemuka agama pada abad pertengahan mengatakan bahwa pencetus poligami
adalah Rasulullah saw, saya tegaskan bahwa para pendusta tersebut bodoh. Mereka
salah besar. Sebab fakta membuktikan bahwa poligami telah dikenal berabad-abad
sebelim islam datang.
Hingga abad pertengahan,
orang-orang Yahudi di Eropa masih menganut poligami. Dan itu juga berlaku
sampai saat ini, di tengah-tengah iklim yang Islami. Bagi golongan Ustaini,
menikahi wanita berapa pun boleh. Demosen merasa bangga karena dalam
lindungannya terkumpul sebanyak tiga kelompok perempuan. Kelompok pertama
adalah istri, kelompok kedua simpanan dan kelompok terahir di sebut selir.
Disinilah peranan Islam dalam
memberikan jalan keluar. Sebagai contoh, Ghailan bin maslamah atau Sufyan bin
Abdullah atau Mas’ud bin Amir-mereka masing-masing memiliki sepuluh orang
istri. Akan tetapi, setelah memeluk Islam, secara suka rela mereka menceraikan
enam orang di antara istri-istri mereka. Qais bin al-Haris, awalnya memiliki
delapan istri, naufal bin muawiyah memiliki lima orang istri dan Abdul Mutallib enam
orang. Abu Sufyan enam, begitu juga Sufyan bin Umayah. Bahkan Al-Mughirah bin
syu’bah memiliki jumlah istri yang snagat banyak, ada yang menyatakan tujuh
puluh, delapan puluh sembilan serta sembilan puluh tiga istri.
Dengan keterangan yang
menyeluruh ini, kiranya cukup untuk membantah argumentasi musuh-musuh Islam
yang menganggap Muhammad saw, sebagai pencetus poligami.
BAB.III
KSIMPULAN
Buku
ini sangat bagus untuk kita jadikan sebagai pedoman kita untuk berprilku atupun
gaya hidup bahkan
sikap yang pantas kita aplikasikan
sebagimana kita bercermin pada akhlak nabi SAW. Adaupn kekurangan buku ini
yaitu kurangnya hadist dan ayat alquran yang bisa disinkronkan atau dijadikan
suatu pegangan dengan menggunakan alquran dan hadist-hadit sebagai suatu
kekuatan yang sangat kuat karena didukung oleh hadist dan alquran.disamping itu
juga ada ulasan kata-kata yang diulang yang menyebabkan nilai buki ini
berkurang dari segi keindahan isi buku. Dan juga penerjemahan kdalam bahas indonesia masih
kurang bisa dimengrti sedikit. Tetapi dibalik semua kekurang buku ini terdapat
sebuah keunggulan yang sangat bagusdan patut kita cermati lebih dalam.
Seperti amanah disana dijelaskan bahwa menjadi seorang yang amanah itu akan
mendapatkan sebuah kepercayaan dari oarnga lain karena kita bisa menjaga amanah
tersebut, disamping itu juga ada sebuah materi tentang zuhud seperti sifat Nabi Muhammad., selalu
berusaha membentuk sebuah masyarakat yang beradab. Oleh sebab itu, beliau senantiasa
menyuruh umatnya untuk menjaga diri mereka dari segala keburukan dalam seluruh
aspek kehidupan yang mana ini sangat bagus untuk kita contoh. Ada juga Tawaddhu’ merupakan melepaskan diri dari keinginan
memiliki sesuatu yang tak berguna, tapi tidak mengabaikan kegunaanya, dan tidak
memberikan motivasi untuk menganggap rendah kemuliaanya. Bukan bersikap sombong
yang membanggakan dirinya sendiri. Disamping itu juga ada sebuah analitik ayang
sangat bagus untuk meruntuhkan paradigma yang melekat pada kaum orientalis yang
selalu mendesriminasi nabi berpologami yang mana menurut mereka bahwa nabi
adalah pencentus poligami ttapi disini dijalskan kanapa nabi menganut poligami
dan disertai alasan yang jelas dimana kalau apa yang meraka doktrinkan itu
(kaum orientalis) runtuhkarena adanya
argumen-argumen yang dipaparkan diatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar