PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai umat Islam kita semua sudah
sangat memahami bahwa perintah pertama yang diterima Nabi Muhammad Saw. Dari
Allah SWT adalah "Membaca" tapi kita belum menghayati betul apa yang
terkandung dibalik perintah itu, bahwasanya semua yang telah terjadi di alam
semesta ini semua ciptaan-Nya yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an.
Al-Qur'an adalah kita suci yang
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw sebagai wahyu sekaligus sebagai
Mu'jizat dan didalamnya juga mengandung beberapa kemu'jizatan diantaranya
Al-Qur'an selalu benar dan singkron dengan ilmu pengetahuan modern yang baru
ditemukan seperti sekarang.
Al-Qur'an adalah sumber dari segala
ilmu, suatu ungkapan yang tidak hanya terdengar dikalangan umat Islam saja,
tetapi juga sering terucap juga oleh para cendikiawan dan ilmuan barat, dalam
menghadapi situasi tertentu dan tidak seorang pun dapat menyangkal bahwa dalam
Al-Qur'an tidak hanya diletakkan dasar-dasar peraturan kehidupan manusia dalam
hubungan ibadah dengan Tuhan-Nya dan Tindakan dengan alam sekitarnya, tetapi
juga dinyatakan tentang ciptaan alam termasuk manusia di dalamnya. Dan ini
semua tidak lepas dari tujuan Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya pada manusia
agar manusia bisa berpikir dan menemukan hakekat penciptaan alam dan dirinya
sendiri.
"sesungguhnya dalam penciptaan
tata kerja langit dan bumi, malam dan siang, bahtera yang berlayar dilaut dan
apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia
hidupkan bumi sesudah matinya dan dia sebarkan di bumi segala jenis hewan dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi,
sesungguhnya terdapat tanda-tanda ke-Esaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang
berpikir".(Qs. Al-Baqaroh : 164).
Di makalah ini penulis akan
menjelaskan tentang gravitasi di tinjau dari teks Al-Qur'an dan penelitian para
ilmuah pada realitas yang ada.
Dengan harapan keberadaan Al-Qur'an
sebagai mu'jizat bisa menjadi kepercayaan atau keimanan di hati manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan gravitasi bumi?
2. Bagaimana
teori grvitasi bumi menurut ilmuan?
3. Apa
perspektif alquran dan sains tentang grafitasi bumi?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian dari gravitasi bumi
2. Mengetahui
ilmuan-ilmuan yang mengemukakan teori gravitasi bumi
3. Mengetahui
perspektif alquran dan sains tentang gravitasi bumi
PEMBAHASAN
A. Pengertian gravitasi Bumi
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik
yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta.
Fisika modern mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein,
namun hukum gravitasi universal Newton
yang lebih sederhana merupakan hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakan
kasus.
Sebagai
contoh, bumi
yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat
besar untuk menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk makhluk hidup,
dan benda-benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda
yang ada di luar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya, termasuk satelit
buatan manusia.
Beberapa
teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya gravitasi timbul
karena adanya partikel gravitron dalam setiap atom.
B. Teori Ilmuan Tentang Gravitasi Bumi
Suatu
fenomenna alam yang tidak dapat dihindari di bumi ini adalah suatu kekuatan
atau bisa dikatakan gaya yang selalu menarik ke bawah(tegak lurus bumi) yang
sering disebut juga dengan grafitasi bumi.
Gravitasi
bumi akrab diartikan sebagai gaya tarik bumi. Dengan adanya gravitasi bumi kita
dapat berjalan dipermukaan bumi,mobil yang bisa berjalan di jalan raya serta
akar pohon yang tumbuh menuju kedalam bumi. Tanpa adanya gravitasi manusia akan
kesulitan berjalan dipermukaan bumi seperti berada di bulan yang tidak terdapat
gaya gravitasi,kalaupun ada sangat kecil sehingga tidak nyata pengaruhnya.Oleh
karena itu astronot tidak dapat berdiri dengan tegak apalagi untuk
berlari,pergerkan astronot melayang-layang di atmosfer bulan. Akan tetepi
berbeda jika di bumi yang memiliki gaya gravitasi sehingga mahluk hidup dan
benda-benda yang berada dipermukaan bumi menjadi tidak melayang hingga ke ruang
angkasa.
a. Al- Biruni dan teorinya
Dalam
membantah dalil kontinuitas materi yang menyatakan, benda dapat terus-menerus dibagi
secara tak terhingga, Al-Biruni menjelaskan bahwa jika dalil itu benar tentu
benda yang bergerak cepat tidak akan pernah menyusul benda yang mendahuluinya,
namun bergerak lambat.
Kenyataannya,
urai Al-Biruni, dalam pengamatan kita, benda yang bergerak cepat dapat menyusul
benda yang mendahuluinya seperti bulan yang mendahului matahari karena gerak
bulan jauh lebih cepat daripada matahari. Lalu Al-Biruni menjelaskan bahwa
alangkah hinanya jika kita menafikan pengamatan atas kenyataan itu.
Sebagai
seorang fisikawan, A1-Biruni memberikan sumbangan penting bagi pengukuran jenis
berat (specific gravity) berbagai zat dengan hasil perhitungan yang cermat dan
akurat. Konsep ini sesuai dengan prinsip dasar yang ia yakini bahwa seluruh
benda tertarik oleh gaya gravitasi bumi.
Teori ini
merupakan pintu gerbang menuju hukum-hukum Newton 500 tahun kemudian. Al Biruni juga mengajukan hipotesa
tentang rotasi bumi di sekeliling sumbunya. Konsep ini lalu dimatangkan dan
diformulasikan oleh Galileo Galilei 600 tahun setelah wafatnya Al Biruni.
Sebagai
sosok yang gemar membaca dan menulis, kepakaran Al-Biruni tak hanya di bidang ilmu eksakta. Ia juga mahir dalam
disiplin filsafat. Karena itu, ia dikenal sebagai salah seorang filsuf Muslim
yang amat berpengaruh.
Pemikiran filsafat
Al-Biruni banyak dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Al-Farabi, A1-Kindi, dan
Al-Mas'udi (w. 956 M). Hidup sezaman dengan filsuf besar dan pakar kedokteran
Muslim, Ibnu Sina, Al-Biruni banyak berdiskusi dengan Ibnu Sina, baik secara
langsung maupun melalui surat menyurat. Keduanya tak jarang terlibat debat
sekitar pemikiran filsafat.
b. Isac Newton dan teorinya
Tokoh yang sangat erat dengan gravitasi bumi adalah Isac
Newton dengan fenomena buah apel yang jatuh kebawah bukan keatas.
Hukum gravitasi universal Newton
dirumuskan sebagai berikut:
Setiap
massa titik menarik semua massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis
yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan
perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa titik tersebut.
F adalah besar dari gaya gravitasi antara kedua massa titik
tersebut
m1 adalah besar massa titik pertama
m2 adalah besar massa titik kedua
r adalah jarak antara kedua massa titik, dan
g adalah percepatan gravitasi =
Dalam sistem Internasional, F diukur dalam newton (N), m1 dan m2
dalam kilograms (kg), r dalam meter (m), dsn konstanta G
kira-kira sama dengan 6,67 × 10−11 N m2 kg−2.
Dari
persamaan ini dapat diturunkan persamaan untuk menghitung Berat. Berat suatu benda adalah hasil
kali massa benda tersebut dengan percepatan gravitasi
bumi. Persamaan tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut: W = mg. W adalah gaya berat
benda tersebut, m adalah massa dan g adalah percepatan gravitasi.
Percepatan gravitasi ini berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain.
c. Einstein dan teorinya
Kita tahu
bahwa Teori Relativitas Einstein ada dua macam yaitu teori relativitas khusus dan teori
relativitas umum. Berdasarkan teori relativitas khusus menunjukan bahwa
kecepatan membuat waktu bersifat relative. Bila suatu benda bergerak dengan
kecepatan mendekati kecepatan cahaya maka waktu akan mengalami pemoloran atau
melambatnya waktu, fenomena ini disebut dengan delatasi waktu, sedangkan teori
relativitas umum mempostulatkan bahwa gravitasi membuat waktu menjadi relative.
Waktu akan
berjalan lebih lambat di daerah yang gravitasinya lebih besar. Inti dari kedua
teori ini adalah waktu yang bersifat relative. Apabila ada manusia yang
bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya atau berjalan di daerah
yang gravitasinya lebih besar dari gravitasi bumi misalnya matahari (ini cuma
pengandaian) maka waktu akan berjalan lambat begitu pula fungsi biologi dan
anatomi tubuhnya serta semua pergerakan yang terkait dengan atom-atom penyusun
tubuhnya. Percobaan yang dilakukan di British Nasional Institute of Physics telah menguatkan fakta tersebut,
penelitinya John Laverty, mencocokkan dua jam yang
menunjukan waktu yang sama (dua jam tersebut memiliki tingkat ketelitian yang
optimal, perkiraan kesalahan kira-kira tidak lebih dari 1 detik dalam 300.000
tahun). Salah satu jam ini disimpan dalam Laboratorium di London, jam yang
lainnya dibawa dalam penerbangan pulang pergi antara London dan Cina. Kita tahu
bahwa semakin tinggi suatu pesawat maka pengaruh gravitasi bumi semakin
kecil,sehingga berdasarkan teori relativitas umum waktu akan berjalan lebih
cepat di atas pesawat. Perbedaan gravitasi antara orang yang terbang di udara
dengan orang yang berada di atas permukaan bumi tidaklah begitu mencolok
walaupun tetap ada perbedaan itu sangat kecil sekali sehingga perbedaan ini
hanya dapat dilihat dengan alat yang memiliki tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Ternya dari penelitian ini didapatkan bahwa jam yang berada diatas
pesawat berjalan lebih cepat satu per lima puluh lima milar detik, biarpun
hasilnya sangat kecil tetap saja ada perbedaan kecepatan jam. Ini menunjukan
bahwa waktu memang bersifat
relative.
Gaya
gravitasi disetiap tempat permukaan bumi tidak sama,ini disebabkan oleh
berbagai perbedaan,perbedaan tersebut yaitu :
- Jari-jari ke kutub dan ke
katulistiwa (pengaruhnya kecil)
- Ketinggian tempat (pengaruhnya
juga sangat kecil)
- Kerapatan batuan yang menyusun
kerak bumi
Dengan
mengetahui besarnya gaya gravitasi di permukaan bumi, para ahli dapat
menganalisis keadaan bagian dalam bumi. Dengan asumsi bahwa volume(massa)
besarnya tetap maka dengan adanya bagian bumi yang rendah sepertihalnya lautan
atau lembah dikompensasikan dengan adanya benua atau pegunungan agar volume
bumi tetap. Bila kita melihat globe maka terlihat bahwa belahan bumi bagian
utara sebagian besar berupa benua sedangkan belahan bumi selatan sebagian besar
adalah lautan.
Hal
seperti itu juga terjadi pada pegunungan bahwa pada jalur pegunungan tinggi
tampak adanya imbangan dari jalur palung laut yang dalam didekatnya. Fenomena
tersebut disebut dengan kedudukan yang selalu seimbang atau kedudukan isostasi.
Selama belum mencapai keseimbangan maka kerak bumi akan bergerak terus
untuk mencapai keseimbangannya dan ini merupakan salah satu penyebab dari gaya
tektonik atau labilnya tempat-tempat tertentu dipermukaan bumi.
C. Perspektif Al-Quran dan Sains
tentang Gaya Gravitasi Bumi
Cobalah sekarang kita menengok kitab
suci kita Al-Qur’an;
“ Para malaikat dan Jibril naik
(menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun”
(QS. Al-Ma’arij 70:4)
Jika bumi sebagai acuan, relativitas
terjadi mungkin karena tempat yang tinggi karena ada istilah naik pada ayat
diatas, juga bisa terjadi karena kecepatan para malaikat dan jibril yang
mendekati kecepatan cahaya karena malaikat dan jibril bahan dasarnya atau
diciptakan dari cahaya. Sehingga waktu mengalami pemoloran satu hari molor
menjadi lima puluh ribu tahun dibumi.
Atau ayat berikut ini
“Dia mengatur segala urusan dari
langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang
kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al-Sajdah 32:5).
Ayat ini juga menunjukan pemoloran
waktu, yang disebabkan perbedaan ketinggian karena ada istilah naik, sehingga
waktu langit berbeda dengan waktu bumi.
Bagi orang yang beriman sebenarnya dua contoh ayat diatas gak ada
masalah.
Namun bagi orang yang ingin memperdebatkan ayat tersebut dan beranggapan atau mengasumsikan bahwa waktu sama disemua tempat dan semua media yang dapat kita bayangkan di alam semesta ini, maka hal itu akan jadi masalah dan merupakan sesuatu yang tidak mungkin dan tidak masuk akal. Lawong satu hari kok lamanya sama dengan seribu tahun atau bahkan lima puluh ribu tahun.
Namun bagi orang yang ingin memperdebatkan ayat tersebut dan beranggapan atau mengasumsikan bahwa waktu sama disemua tempat dan semua media yang dapat kita bayangkan di alam semesta ini, maka hal itu akan jadi masalah dan merupakan sesuatu yang tidak mungkin dan tidak masuk akal. Lawong satu hari kok lamanya sama dengan seribu tahun atau bahkan lima puluh ribu tahun.
Ayat Alquran
dalam surah Fathir:41:
إن الله يمسك
السموت والأرض أن تزلا ولئن زالتا إن امسكهما من احد من بعده أنه كان حليماغفورا
Artinya:
Sesungguhnya
Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya
akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Mengapa bumi yang bulat ini melayang
di langit dan terus bergerak dalam kekosongan ruang. Mengapa kita yang tinggal
di permukaannya tidak jatuh ke langit yang kosong itu, meskipun kita mencoba
melemparkan diri ke angkasa kita akan tetap tertahan dan jatuh di bumi.
Mengapa bumi dengan massa yang jauh lebih kecil dari matahari tidak
tertarik oleh matahari dan selalu mempertahankan gerakan jatuh melingkar yang
disebut evolusi itu. Mengapa air tidak jatuh kelangit dan tetap tertahan
dibumi. Ini semua tentu tidak bisa dijelaskan begitu saja oleh ilmu hadits, asbab
al-Nuzul dan nalar kebahasaan secara memadai, bagaimana cara kendali Allah
itu bekerja secara ajaib.
Berkat ilmu fisikalah kita bisa
memahami salah satu hukum Allah yang bekerja untuk menahan bumi dan langit itu.
Berkat jasa seorang Isaac Newton lah bunyi ayat yang disebutkan dalam Alquran
itu dapat dipahami berdasarkan sains. Hukum garvitasi menjelaskan air, batu dan
benda benda lainnya tertahan dipermukaan bumi karena di pusat bumi ada sebuah
gaya yang bekerja yang menarik kita ke arah pusat bumi. Hanya saja tarikan itu
tertahan oleh permukaan tanah tempat kita berpijak.
Mengapa bumi dan planet-planet lain
tidak ditelan oleh matahari, sehingga tetap bertahan di garis edarnya? Itu juga
bisa dijelaskan dengan hukum gravitasi, karena bumi dan planet-planet lainnya
dengan massa tertentu, bergerak dengan kecepatan tertentu pada jaraknya yang
juga tertentu, sehingga memunculkan kesetimbangan gaya. Percayalah, seandainya
bumi ini diam dan tidak bergerak dalam kecepatan yang cukup matahari akan
menarik dan menelannya.
Matahari dengan massa yang jauh
lebih besar memiliki gaya gravitasi yang lebih besar, tetapi kekuatan gravitasi
matahari diimbangi oleh kecepatan bergerak bumi terciptalah kesetimbangan gaya.
Seandainya kecepatan bumi bergerak lebih cepat dari sekarang hingga berkali
lipat, bumi juga akan terlempar dari lintasannya. Entah akan kemana lenyapnya
bumi seperti isyarat ayat. Kekuatan gravitasi dapat ditiadakan oleh gerakan
dalam kecepatan tertentu.
Demikian gambaran sekilas, jasa
fisika untuk menjelaskan ayat Al-quran yang tidak mungkin ayat tersebut di
pahami dengan baik tanpanya. Para ahli fisika, ahli kimia kimia, matematika dan
lain-lain yang selama ini dianggap tidak memiliki otoritas untuk mendekati
Alquran tidak perlu ragu-ragu untuk bersentuhan dengan Alquran. Dekati Alquran,
berikanlah penafsiran sesuai keahlian dan tema. Alquran memiliki banyak tema,
masing-masing tema membutuhkan sentuhan ahlinya. Pemahaman yang menganggap
hanya ahli ilmu tertentu saja yang berhak menafsirkan Alquran sudah harus
ditinggalkan, karena model penafsiran tertentu belum tentu cocok untuk
mendekati tema yang berbeda. Kalaupun dipaksa-paksakan pasti kering bobotnya.
Satelit
adalah suatu obyek yang bergerak di sekitar objek yang lebih besar. Bumi adalah
satelit karena bergerak mengelilingi matahari sebagai objek yang lebih besar.
Bulan adalah satelit karena bergerak di sekitar Bumi. Bumi dan bulan disebut
"alam" satelit.
Satelit buatan manusia bergerak mengelilingi bumi untuk berbagai misi tertentu. Salah satu misi satelit dibuat untuk memahami besar kecilnya gravitasi bumi dan untuk penelitian tentang perubahan iklim.
Satelit buatan manusia bergerak mengelilingi bumi untuk berbagai misi tertentu. Salah satu misi satelit dibuat untuk memahami besar kecilnya gravitasi bumi dan untuk penelitian tentang perubahan iklim.
TEORI
GRAVITASI BUMI
Apa
Gravitasi Bumi itu? Anda tidak bisa melihatnya. Anda tidak dapat mencium
baunya. Anda tidak bisa menyentuhnya. Tapi, itu ada. Bahkan itu di mana-mana.
Kita kenal dengan gravitasi karena kita hidup dengan efeknya setiap hari. Kita
tahu bahwa ketika kita menjatuhkan benda, benda akan jatuh ke lantai, dan kita
tahu itu namanya gravitasi. Gaya Gravitasi adalah lemah dibandingkan dengan
kekuatan lain di alam, seperti listrik dan magnet, tetapi dampaknya adalah
paling luas jangkauannya dan sangat dramatis. Gravitasi mengontrol segala
sesuatu dari gerak pasang surut laut pada luasnya alam semesta.
Bagaimana
mungkin satelit di ruang angkasa dapat menjadi alat ukur yang tepat dari
gravitasi dengan jarak sangat jauh? Hanya ahli gravitasi bisa mengerti, dan
kita hanya tahu bagaimana satelit itu bekerja. Tetapi dengan artikel ini
sedikit banyak memahami bagaimana langkah-langkah satelit mengukur gaya
gravitasi bumi dan penelitian cuaca dari luar angkasa.
Gravitasi
sebagai kekuatan tak terlihat yang menarik dua massa secara bersama-sama.
Ketika kita berbicara tentang massa, kita harus berpikir tentang jumlah materi
dalam suatu zat. Kepadatan adalah ukuran dari seberapa banyak massa
terkonsentrasi dalam ruang yang diberikan. Sir Isaac Newton menemukan bahwa
semakin meningkat massa obyek, maka daya tarik gravitasi obyek akan semakin
meningkat juga.
Bulan memiliki
massa jauh lebih kecil dari bumi itu sendiri. Tidak hanya Bulan lebih kecil
dari Bumi, tetapi kepadatan bulan sekitar 60 persen lebih kecil dari Bumi.
Dengan demikian, daya tarik gravitasi di Bulan jauh lebih sedikit daripada di
Bumi, sehingga berat benda akan semakin berkurang bila ada di Bulan. Gaya tarik
Gravitasi bulan sangat lemah sehingga tidak mampu menarik suatu berat, sehingga
suatu benda akan melayang bila berada di bulan. Contoh sederhana adalah :
seperti benda terapung di air. Karena massa dan kepadatan benda tersebut lebih
rendah daripada massa air yang menekan.
TOPOGRAFI
BUMI
Topografi
bumi adalah sangat bervariasi diantaranya ada pegunungan, lembah, dataran, dan
palung laut dalam. Hal ini memberikan konsekuensi pada kepadatan permukaan bumi
menjadi bervariasi juga. Fluktuasi kepadatan bumi menyebabkan sedikit perbedaan
pada daya tarik gravitasi bumi. Satelit misi gravitasi dapat mendeteksi
fluktuasi kepadatan bumi di luar angkasa secara tepat!!!
Sebagian
besar permukaan bumi tidak seragam, dengan variabel konstan selama interval
waktu yang sangat lama. Dengan kata lain, letak gunung tidak akan berubah
sampai pada waktu yang tidak terbatas, sehingga jumlah massa gunung tetap. Ini
berarti bahwa pengaruh gaya gravitasi ini lebih besar hampir sama selama waktu
yang sangat panjang, ini disebut sebagai lapangan gravitasi bumi (atau
rata-rata jangka panjang).
Ada variasi massa lainnya, yang terjadi pada skala waktu jauh lebih kecil. Ini sebagian besar disebabkan oleh variasi kadar air karena siklus atmosfer seperti lautan, benua, gletser, dan es di kutub. Fluktuasi ini mempunyai massa jangka pendek berkontribusi terhadap apa yang dikenal sebagai medan gravitasi variabel-waktu.Variabel konstan diaplikasikan untuk peta variabel bulanan gravitasi medan waktu yang berguna untuk mempelajari perubahan iklim bumi. Medan gravitasi sangat membantu untuk lebih memahami struktur kepadatan bumi dan penelitian tentang sirkulasi air laut.Penggunaan gravitasi variabel-waktu untuk mempelajari fluktuasi air tanah, laut es, tingkat kenaikan permukaan laut, arus laut dalam, tekanan dasar laut, dan fluktuasi panas air laut.
Ada variasi massa lainnya, yang terjadi pada skala waktu jauh lebih kecil. Ini sebagian besar disebabkan oleh variasi kadar air karena siklus atmosfer seperti lautan, benua, gletser, dan es di kutub. Fluktuasi ini mempunyai massa jangka pendek berkontribusi terhadap apa yang dikenal sebagai medan gravitasi variabel-waktu.Variabel konstan diaplikasikan untuk peta variabel bulanan gravitasi medan waktu yang berguna untuk mempelajari perubahan iklim bumi. Medan gravitasi sangat membantu untuk lebih memahami struktur kepadatan bumi dan penelitian tentang sirkulasi air laut.Penggunaan gravitasi variabel-waktu untuk mempelajari fluktuasi air tanah, laut es, tingkat kenaikan permukaan laut, arus laut dalam, tekanan dasar laut, dan fluktuasi panas air laut.
PETA ANOMALI
GRAVITASI BUMI
Anomali
Gravitasi menyoroti variasi kekuatan gaya gravitasi di atas permukaan bumi. Gravitasi
anomali sering disebabkan karena konsentrasi massa yang tidak biasa di suatu
wilayah. Sebagai contoh, kehadiran pegunungan biasanya akan menyebabkan gaya
gravitasi menjadi lebih tinggi daripada wilayah lain, sebagai anomali gravitasi
positif. Sebaliknya, keberadaan palung laut atau bahkan tekanan dari daratan
yang disebabkan oleh adanya gletser ribuan tahun yang lalu dapat menyebabkan
anomali gravitasi negatif.
MANFAAT
SATELITI GRAVITASI DAN CUACA BUMI
Satelit
menyediakan cakupan global medan gravitasi bumi setiap 30 hari dari satu
sumber. Satelit sudah mampu mengukur medan gravitasi dengan tingkat presisi
yang setidaknya 100 kali lebih besar daripada pengukuran yang ada. Satelit juga
memberikan tanggal untuk mempelajari pengaruh gravitasi variabel-waktu. Satelit
ini sebagai peta bumi (geoid) menjadi lebih rinci, keakuratan pengukuran tinggi
satelit, interferometri aperture radar sintetik, dan model daerah digital
meliputi tanah yang luas dan wilayah es, semua digunakan dalam aplikasi penginderaan
jauh dan akan meningkatkan kartografi.
Teknik ini
memberikan masukan penting untuk model ilmiah yang digunakan dalam oseanografi,
hidrologi, geologi, dan disiplin terkait, dan akan digunakan untuk berbagai
aplikasi termasuk:
1. mengukur
perubahan massa es di kutub;
2. mengukur
perubahan dalam sumber air di darat;
3.
mengetahui dalam dangkal laut untuk transportasi laut
4. pemahaman
tentang laut akibat perubahan suhu laut dan perubahan massa air;
5. pemahaman
tentang pertukaran massa antara atmosfer dan laut;
6. memahami
kekuatan yang menghasilkan medan geomagnetik bumi;
7. memahami
kekuatan-kekuatan internal bumi yang bergerak seperti lempeng
tektonik
yang menghasilkan gempa bumi dan letusan gunung berapi;
8. pemahaman
tentang faktor kekuatan pendorong timbulnya badai taufan;
9. pemahaman
tentang akurasi pola cuaca bumi;
10.
Pelacakan distribusi perubahan utama sumber daya air kritis di akuifer tanah;
11.
Peramalan bahaya bencana alam.
CARA KERJA
SATELIT GRAVITASI DAN CUACA BUMI
Sekarang anda
sudah dapat gambaran bagaimana satelit gravitasi dan cuaca bumi bekerja.
Sehingga anda sudah TIDAK HERAN memahami teknologi tinggi satelit gravitasi dan
cuaca bumi. Satelit misi gravitasi dan cuaca dapat bekerja dengan akurasi
ketepatan pengukuran tinggi secara presisi bila mempunyai satelit lain alias
“kembar”. Ini disebabkan karena anomali gravitasi dan cuaca seperti disebut
diatas, variabel konstan dan variabel-waktu.
Kedua
satelit ini bekerja secara serempak kompak sebagai instrumen utama. Perubahan
jarak antara satelit kembar yang digunakan untuk membuat pengukuran medan
gravitasi.Satelit kembar mengorbit satu di belakang lainnya dalam bidang orbit
yang sama pada perkiraan jarak 220 kilometer (137 mil) antar keduanya. Sebagai
pasangan lingkaran Bumi, bidang gravitasi yang sedikit lebih kuat (konsentrasi
massa yang lebih besar) mempengaruhi satelit memimpin pertama, menariknya
menjauh dari perjalanan satelit. Sebagai satelit terus berjalan sepanjang jalur
orbit, perjalanan satelit ditarik ke arah satelit memimpin saat melewati
gravitasi anomali.
Perubahan
dari kejauhan pasti akan tidak terlihat dari mata kita, tapi microwave sangat
tepat memulai sistem pada satelit untuk mendeteksi perubahan-perubahan sangat
kecil dalam jarak antara satelit. Sebuah alat ukur dengan akurasi tinggi
dikenal sebagai accelerometer, yang terletak di pusat setiap massa satelit,
mengukur percepatan non-gravitasi (seperti yang disebabkan oleh drag atmosfer)
sehingga hanya sindrom percepatan dianggap sebagai gravitasi. Operator di bumi
menggunakan Receiver Global Positioning Satelit (GPS) untuk menentukan posisi
yang tepat dari satelit di atas bumi ke dalam sentimeter atau kurang. Tim
operator satelit di bumi dapat men-download semua informasi dari satelit, dan
menggunakannya untuk membangun peta bulanan lapangan rata-rata gravitasi bumi
selama misi yang direncanakan.
KOMPONEN-KOMPONEN
SATELIT
Komponen-komponen
satelit misi gravitasi dan penelitian cuaca bumi seperti pada gambar di bawah
ini :
K-Band Ranging System (KBR)
Menyediakan
sangat tepat (dalam waktu 10 pM) pengukuran perubahan jarak antara kedua
satelit yang diperlukan untuk mengukur fluktuasi gravitasi.
Ultra Stabil Oscillator (USO)
Ultra Stabil Oscillator (USO)
Menyediakan frekuensi generasi untuk memulai
sistem K-band.
SuperStar Accelorometers (ACC)
SuperStar Accelorometers (ACC)
Tepatnya
mengukur percepatan non-gravitasi yang bekerja pada satelit.
Star Camera
Assembly (SCA)
Tepatnya
menentukan orientasi dua satelit dengan pelacakan relatif mereka terhadap
posisi bintang-bintang.
Coarse Earth
and Sun Sensor (CES)
Menyediakan omnidirectional, handal, dan kuat,
tapi cukup kasar, pelacakan Bumi dan Matahari. Digunakan pada saat akuisisi
awal dan kapanpun satelit beroperasi dalam mode aman.
Center of
Mass Trim Assembly (MTA)
Tepatnya
mengukur offset antara massa satelit pusat dan massa
"bukti-percepatan" dan menyesuaikan pusat massa yang diperlukan
selama penerbangan.
Black-Jack GPS Receiver And Instrument Processing Unit (GPS)
Black-Jack GPS Receiver And Instrument Processing Unit (GPS)
Menyediakan
pemrosesan sinyal digital, mengukur perubahan jarak relatif terhadap konstelasi
satelit GPS.
Globalstar
Silicon Solar Cell Array (GSA)
Meliputi
bagian luarnya pesawat ruang angkasa dan menghasilkan energi listrik sebagai
energi satelit
KESIMPULAN
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik
yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta.
Fisika modern mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein,
namun hukum gravitasi universal Newton
yang lebih sederhana merupakan hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakan
kasus.
Sebagai
seorang fisikawan, A1-Biruni memberikan sumbangan penting bagi pengukuran jenis
berat (specific gravity) berbagai zat dengan hasil perhitungan yang cermat dan
akurat. Konsep ini sesuai dengan prinsip dasar yang ia yakini bahwa seluruh
benda tertarik oleh gaya gravitasi bumi.
Hukum
gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai berikut: Setiap massa titik
menarik semua massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang
menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan
perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa titik tersebut.
Berdasarkan
teori relativitas khusus menunjukan bahwa kecepatan membuat waktu bersifat
relative. Bila suatu benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya
maka waktu akan mengalami pemoloran atau melambatnya waktu, fenomena ini
disebut dengan delatasi waktu, sedangkan teori relativitas umum mempostulatkan
bahwa gravitasi membuat waktu menjadi relative.
Satelit
menyediakan cakupan global medan gravitasi bumi setiap 30 hari dari satu
sumber. Satelit sudah mampu mengukur medan gravitasi dengan tingkat presisi
yang setidaknya 100 kali lebih besar daripada pengukuran yang ada. Satelit juga
memberikan tanggal untuk mempelajari pengaruh gravitasi variabel-waktu. Satelit
ini sebagai peta bumi (geoid) menjadi lebih rinci, keakuratan pengukuran tinggi
satelit, interferometri aperture radar sintetik, dan model daerah digital
meliputi tanah yang luas dan wilayah es, semua digunakan dalam aplikasi
penginderaan jauh dan akan meningkatkan kartografi.
DAFTAR
PUSTAKA
· Agus P., Benny,
Media Teknologi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004).
· Sudjana, Nana, Media
Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009).
· Farhana.Peradaban
Islam Masa Dinasti Abbasiyah;Kebangkitan dan Kemajuan. Media ilmu.
· Agar Umat Islam
Mandiri.http://hidayatulloh.com
· Samantho,Y.Ahmad.IPTEK dari Sudut Pandang
Islam.
· Solihin, O.Sejarah Kejayaan
Islam.www.gaulislam.com
· Taher, Tarmizi.Umatan Wasathan.www.republika.co.id
· Mustafawi, Prof.Dr. Ayatulloh Sayyid Hasan
Sadat.Peran Perguruan Tinggi Dalam Meningkatkan Keberadaan Islam.www.umj.ac.id
· Hafidz.Kegemilangan IPTEK di Masa Khilafah
Abbasiyah. http://sobatmuda.multiply.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar