Senin, 17 Desember 2012

RESENSI BERCERMIN PADA AKHLAK NABI SAW


BAB I  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Pemuda pemudi di indonesia khususnya para remaja baik  putra ataupun remaja putri mereka sangat antusias terhadap dunia fashion ataupun tingkah laku dari dunia barat. Semuanya itu bisa dilihat dari gaya hidup mereka sehari-hari yang sudah melekat didalam duniapara remaja seperti cara gaya pakian yang ketat,rambut bercorak dan ada tanda dibadannya sepeti tato. Bukani tu saja yang lebih parahnya mereka tidak menghiraukan betapa pentingnya agama dalam hidup mereka mengenai masalah akhlak,ibadah dan tingkah laku manusia. Dsini bisa dilihat kurangnya rasa cinta remaja terhadap mentauladani contoh dari bercermin pada akhlak nabi saw. Akibatnya banyak para remaja yang yang berkiblat pada dunia barat  hal meniru tingkah laku  maupun gaya berpakaian sehingga terjadilah pergaulan bebas yang tak terbatas. Ini bisa dilhat dari gaya pertemanan yang sangat komplek jika dilihat banyak para remaja putra dan putri bergandengan tangan dimuka umum sebenarnya ini tidak boleh menurut agama tapi mereka mersa sah-sah saja karena mereka rasa hal tersebut sudah melekat didlam pergaulan mereka.sungguh lirih para remaja kita yang enggan bercermin pada akhlak nabi SAW yang sangat disayangkan karena akibatnya akhlak para remja kita menjadi tercela bahkan bisa trejerumus kedalam dunia hitam. Artinya mereka akan menerobos norma-norma agama dan bahkan akan menjadikan  mereka menjadoi pribadi yang tak karuan. Disini sangat penting betapa indahnya jika kita bercermin pada akhlak nabi saw. Karen akita bisa meliah contoh perilaku beliau semasa hidupnya yang mana akan membawa kita kedalam orang yang berakhlak baik. Baik dari segi tingkah laku dan juga segi pakaian,yang mana jika kita bercermin pada akhlak nabi SAW kita akan menjadi [ribadi yang baik dan dipandang juga lebih enak karena tidak berbenturan dengan nilai-nilai agama ataupun norma-norma yang ada pada masyarakat.






1.2 Rumusan Masalah
a.) Bagaimana isi buku bercermin pada akhlak nabi SAW
b.) Apa kekurangan buku  b bercermin pada akhlak nabi SAW aik dari segi bahasa ataupun yang lainnya
c.) Bagaimana keunggulan buku bercermin pada akhlak nabi SAW dengan buku yang lainnya  

1.3 Tujuan
a.) Mengetahui  isi buku bercermin pada akhlak nabi SAW
b.) Mengetahui kekurangan buku bercermin pada akhlak nabi SAW baik dari segi bahasa ataupun yang lainnya
c.) Mengetahui keunggulan buku bercermin pada akhlak nabi SAW ini dengan buku yang lainnya 

















BAB. II ULASAN BUKU
1.1  ISI BUKU BERCERMIN PADA AKHLAK NABI SAW
1.2  Definisi Amanah
Pada dasarnya, kata “Amanah” mamiliki dua arti, khusus dan umum.
            Arti yang khusus semisal mengembalikan harta, perhiasan atau apa saja kepada si empuny, menjaga dan memelihara benda tersebu, serta tidak berbuat sesuatu kepada benda itu. Kendati pemiliknya tidak menuntut untuk dikembalikan, orang yang memeliki sifat amanah tetap memulangkan benda tersebut.
            Sedangkan arti secara umum, makna amanah jauh lebih luas dari pada di atas. Meliputi antara lain menjaga rahasia dan menyampaikan secara jujur kewajiban orang yang bersangkutan untuk disampaikan.
            Sebagai contoh, jika ada orang yang menceritakan rahasianya dan merasa yakin dengan kepercayaan dirimu, maka berarti kamu telah berlaku amanah terhadap rahasianya. Atau jika orang bekonsultasi mengungkapkan keluhanya kepadamu, dengan harapan kamu memberikan pandangan secara menyeluruh walaupun sejatinya orang ini menginginkan hal yang sebaliknya. Kalu kamu melakukan ini, berarti kamu telah berbuat amanah.
 Contoh Dari Rasulullah
            Amanah Rasulullah adalah salah satu keutamaan yang beliau miliki. Sifat ini tercermin dalam seluruh tindakanya.

1.      Tidak diragukan lagi, contoh terbesar dari kejujuran Rasulullah tampak sewaktu beliau memikul risalah yang dipercayakan Allah kepadanya untuk didakwakan. Allah menyuruh untuk melaksanakan tugas itu. Dan rasulullah memang menyampaikan Risalah tersebut kepada umat manusia dengan metode terbaik yang bisa dilakukan. Namum beliau juga harus menanggung resiko besar sebagai konsekuensi menempuh jalan itu.




Definisi ‘Iffah
‘Iffah (menjaga diri) adalah keutamaan yang dapat mencegah manusia untuk tidak melakukan perbuatan yang tidak boleh baginya, baik dengan tangan, lisan, ataupun yang lainya. Kata ‘iffah sendiri dan yang sepadan dengannya tercantum dalam kitab suci al-Qur’an, seperti firmanya :
1.      Menjaga kemaluan dari perbuatan keji.

É#Ïÿ÷ètGó¡uŠø9ur tûïÏ%©!$# Ÿw tbrßÅgs %·n%s3ÏR 4Ó®Lym ãNåkuŽÏZøóムª!$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù 3
 “Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya…” (QS.An Nur : 33)
            Dalam ayat tertsebut, terkandung perintah untuk selalu berjuang menjaga kesucian diri bagi mereka yang tidak mampu menikah, karena ketiadaan biaya ataupun nafkah
Ayat di atas, secara redaksional terletak setelah perintah menjaga diri dari fitnahdan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, seperti menundukan pandangan, menikah agar terhundar dari godaan nafsu, menahan gejolak jiwa yang senantiasa menyuruh pada kejelekan, serta mengendalikan hawa nafsu, hingga tiba masa, di mana kita mempu uintuk melangsungkan pernikahan.
Contoh dari Rasulullah saw.
            Rasulallah saw. Adalah puncak csuri tauladan dalam sifat ‘iffah. Figur yang tingkah lakunya bisa dijadikan contoh, bagaimana mengamalkan sifat ‘iffah dalam kehidupan sehari-hari. ‘iffah juga memiliki hubungan dengan sikap-sikap terpuji lainya, seperti jujur, adil, qona’ah serta zuhud.
Kesucian Rasulullah saw. Dari segala bentuk keburukan adalah kenyataan yang tidak bisa dibantah. Allah telah memelihara Nabi-Nya dari kejelekan semenjak kanak-kanak. Rasulullah saw. Tidak pernah menyimpang. Tidak pernah terbetik dalam hatinya untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kemanusiaan. Bahkan, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan perempuan lain, selain istri, para kerabat (baca : Muhrim) yang perempuan serta hamba sahaya beliau.
Ada riwayat yang juga mengukuhkan bahwa perkatan Rasulullah saw senantiasa terjaga. Bahkan dalam pertikaian yang sengit sekalipun, tak pernah keluar lontaran cercahan dan hinaan dari kedua bibirnya. Beberapa lama setelah pembukaan kota Mekkah beliau berangkat menuju Ta’if dengan di temani Abu Bakar beserta putra-putra Said bin Al-‘Ash. Ketika melewati Said bin Al-Ash, Abu Bakar bertanya : “Kuburan siapa ini?”
“Kuburan Said bin Al-Ash,” jawab yang lain.
            “Semoga Allah melaknat penghuni kubur ini,” hardiknya.
“ Sesungguhnya dia telah memerangi Allah dan utusanya,”
Mendengar ucapan itu, Amru bin Said naik pitam. Dia membalas : “Ya Rasulullah saw., ini adalah kuburan orang yang lebih banyak bersedekah dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan abu Quhafah.”
            “Apakah engkau rela dia berkata demikian padaku, wahai Rasulullah saw.? Kata Abu Bakar.            “Bertuturlah yang sopan kepada Abu Bakar, wahai amru,”
            Sejurus kemudian, Amru bin Said memisahkan diri dari rombongan Nabi. Maka Rasulullah saw. Memperingatakan Abu Bakar. Beliau berkata ; “Wahai Abu Bakar, jika kamu hendak menyebut orang-orang kafir, sebutlah mereka secara umum. Karena jika engkau khususkan pada orang-orang tertentu, maka itu akan membangkitkan perasaan empati dari keturunanya. “Setelah mendengar sabda Nabi inilah, kaum Muslimin tidak pernah menyebut lagi kejelekan orang-orang kafir yang telah mati secara perorangan.
Anjuran Berbuat ‘Iffah
Nabi Muhammad., selalu berusaha membentuk sebuah masyarakat yang beradab. Oleh sebab itu, beliau senantiasa menyuruh umatnya untuk menjaga diri mereka dari segala keburukan dalam seluruh aspek kehidupan. Sebagaimana sabda beliau:
1.      “Sesungguhnya Allah mencintai orang fakir yang menjaga diri dari meminta-meminta kepada keluarganya.”
2.      “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang murah hati lagi bisa menjaga diri. Sebaliknya, Allah membenci orang yang tidak sopan, senang meminta-minta.”
3.      Salah satu golongan yang dinaungi Allah dalam lindungan-Nya pada Hari Kiamat ketika tak ada tempat untuk berlindung kecuali hanya pada-Nya adalah seorang lelaki yang digoda oleh perempuan terhormat dan cantik, namun ia berkata “saya takut kepada Allah”
Definisi Zuhud
Ditinjau dari sudut epistimologi, zuhud adalah meninggalkan hal-hal mubah yang boleh dikerjakan, serta mendahulukan kepentingan orang lain demi menyucikan jiwa.
hal ini dilakukan dalam kondisi terdesak atau terhimpit, tidak dinamakan zuhud, karena hal itu dipaksa kondisi dan tidak ada alternative lai. Begitu pula jika dikerjakan dengan tujuan menghina atau menyakiti raga, seperti yang terdapat dalam dokrin rahib. Maka tak sedikitpun nilai zuhud terpancar dari perbuatan yang tidak didasarkan pada kepentingan semacam  itu.
            Dengan membatasi definisi seperti diatas, zuhud memiliki hubungan dengan karakter mulia lainya, seperti qonaah, iffah, sabar, tawaddhu, serta mengutamakan kepentingan bersama
            Zuhud merupakan factor yang dapat mencegah dorongan nafsu untuk hidup mewah ditengah harta yang melimpah, dan mencegah keinginan untuk memburu sesuatu yang disenangi,atau bersenag-senang dengan hara sacara terus menerus.
            Nafsu dapat menjebak pikiran untuk memiliki segala sesuatu tanpa batas .kalau barang yang di kehendaki terbentur pada tembok hukum (baca;haram),dia terpekur sedih ,atau larut dalam duka cita yang berkepanjangan.
            Sebaliknya orang yang arif lagi bijaksana ,akan menghindari kesenangan-kesenangan yang sangat menggoda. Bersikap acuh (apriori) terhadap kenikmatan yang dibangkitkan oleh harta yang sebenarnya tidak layak untuk dijadikan sumber kenikmatan. Lebih dari itu, ia membenci kebiasaan bersenang-senang, yang tak akan mungkin menumbuhkan rasa simpati terhadap derita orang-orang miskin.

 Contoh dari Rosulullah saw.
            Contoh prilaku zuhud yang dimiliki Rosulullah saw. adalah contoh zuhud terbaik yang perna ada, karena beliau tergolong orang berkecukupan. Beliau perna menyatakan bahwa bersenang-senang itu boleh. Akan tetapi  Rosulullah sendiri tidak melakukannya .Yang ada dalam benak beliau adalah kemaslahatan agama Islam serta rintihan penderitaan orang- orang miskin.
 Dalam Hal Harta Kekayaan
  1. Tidak memonopoli kepemilikan harta berlimpah yang terdiri dari ghanimah (harta pampasan perang) dan fai’, sedekah dan hadia. Akan tetapi Rosulullah saw. suda merasa puas dengan menerima bagian seperlima. Meskipun demikian, Rosulullah saw. tidak menyimpan sesuatu sama sekali, bahkan satu dirham pun. Beliau keluarkan semuanya untuk kepentingan bersama, sehinga tidak hany kebahagiaan bersama yang dirasakan, labih dari itu, persatuan kaum Muslimin tetap terpelihara. Rosulullah sa. Bersabda: “Seandainya aku mendapatkan ghanimah emas dalam perang Uhud, dan aku memperoleh bagian satu dinar. Sungguh aku tidak merasa senang sedikit pun, aku pasti menyisihkan satu dinar itu untuk kepentingan agamaku.”

BEKERJA KERAS
Islam adlah akidah, syari’at dan kerja. Kerja disini meliputi ibadah, taat, kemauan bekerja keras dalam mencari nafkah serta menumbuhkembangkan nilai-nilai kebaikan. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berusaha guna mencari karunianya di segenap penjuru dunia.
      Islam tidak mengiginkan pengikutnya malas berpangku tangan, memandang suatu usaha dari satu pandangan, dan memalingkan diri dari nilai-nilai positif didalamnya. Islam mengajarkan untuk selalu giat bekerja dan mengharuskannya sebagain salah satu kewajiban dalam hidup.
            Menurut Barton, kebodohan itu adalah kematian yang tragis, atau racun ganas bagi tubuh dan otak. Kalau kiranya anjing yang bodoh pasti pernah penyakit kurap, bagaimana keadan manusia yang bodoh? Kemalasan akal lebih berbahaya daripada kemalasan badan. Kecerdasan yang tidak diikuti dengan perbuatan adalah penyakit kronois yang akan mencemari jiwa. Tak ubahnya setumpuk kotoran yang mencemari sungai yang buntu.





Contoh dari Rasulullah saw.
            Sejak kecil sampai beranjak dewasa, Rasulullah saw, menggembala domba, bersama saudara sesusuanya. Beliau pernah menggembalakan domaba milik bani Asad. Selanjutnya, beliau bekerja kepada penduduk mekkah dengan gaji tetap. Rasulullah saw menghabiskan waktu yang cukup panjang menggembalakanya sampaim ke luar kota mekkah. Mengenai hal ini, beliau berkata : “Tak seorang pun nabi yang tidak menggembala domba.” Beliau ditanya, “Dan engkau, ya Rasulullah saw.?” “ Aku pun demikian,” jawab beliau.
Anjuran untuk Bekerja
1. “Tak ada makanan yang kalian makan sebaik dari yang dihasilkan oleh jeri payanya. Sesungguhnya nabi Allah, Daud, makan dari hasil usahanya sendiri.
2. “Sebaik-baiknya barang yang dimakan seseorang adalah yang dihasilkan dari usahanya,”
3. Barang siapa meminta, pasti kami neri, barang siapa merasa cukup, pasti kami cukupkan, dan barang siapa yang tidak memohon kepada kami, dialah orang yang paling kami cintai,”
4. “Sesungguhnya, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, mak itu lebih baik, daripada ia meminta-minta kepada orang lain, baik orang itu memberinya ataupun tidak.
Definisi Tawaddhu’
Tawaddhu’ adalah melepaskan diri dari keinginan memiliki sesuatu yang tak berguna, tapi tidak mengabaikan kegunaanya, dan tidak memberikan motivasi untuk menganggap rendah kemuliaanya.
Lawanya adalah sombong, yaitu menganggap dirinya lebih baik, atu lebih sempurna dari pada orang lain, selalu memandang remeh orang-orang disekitarnya, serta meremehkan dan menjauhi mereka. Merasa terlalu agung untuk berbaur dalam perkumpulan mereka, memandang sebelah mata orang yang menasehati atau menegurnya. Jika ada yang berani berbuat lebih jauh lagi, ia murka, mencaci maki dan menghina orang yang menasehatinya.


Anjuran Rasulullah saw, untuk tawaddhu’
      Berkaili-kali Rasulullah saw mengecam sikap takabur dan berusaha menjadikannya sebagai sesuatu yang dibenci kaum muslimin. Dan berkali-kali pula Rasulullah saw menganjurkan bersikap Tawaddhu’ dan berusaha menjadikanya sebagai sesuatu yang amat disenangi. Telahbanyak suri teladan yang beliau tunjukan, misalnya :
    1. Beliu bersabda : “Kalian tidak perlu memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuji anak maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba Allah atau Rasululah.
    2. Ketika Rasulullah saw melaksanakan haji, beliau memakai kain beludru sebanyak 4 dirham. Kemudian beliau berdo’a :”Ya Allah, jangan jadikan riya’ dan sombong bersemayam dalam ibadah haji-(ku).”

Definisi Musyawarah
Diantara sekian banyak keistimewaan Islam adalah anjuran untuk bermusyawarah, yaitu menyerap dan menghargai aspirasi, serta memberikan hak yang sama untuk mengeluarkan pendapat, selama tidak menyimpang dari akidah dan ibadah. Kemudian menjatuhkan keputusan yang terbaik
Dari ayat al-Qur’an di bawah ini, yang menganjurkan musyawarah, menunjukan bahwa musyawarah disetarakan dengan iman, bersandar kepada Allah, menjauhi dosa-dosa, mendirikan sholat, berinfak di jalan Allah dan jihad guna membela kebenaran dan meninggikan kalimat-kalimat-Nya.
!$yJsù LäêŠÏ?ré& `ÏiB &äóÓx« ßì»tFyJsù Ío4quŠptø:$# $u÷R9$# ( $tBur yZÏã «!$# ׎öyz 4s+ö/r&ur tûïÏ%©#Ï9 (#qãZtB#uä 4n?tãur öNÍkÍh5u tbqè=©.uqtGtƒ ÇÌÏÈ   tûïÏ%©!$#ur tbqç7Ï^tGøgs uŽÈµ¯»t6x. ÄNøOM}$# |·Ïmºuqxÿø9$#ur #sŒÎ)ur $tB (#qç6ÅÒxî öNèd tbrãÏÿøótƒ ÇÌÐÈ   tûïÏ%©!$#ur (#qç/$yftGó$# öNÍkÍh5tÏ9 (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$# öNèdãøBr&ur 3uqä© öNæhuZ÷t/ $£JÏBur öNßg»uZø%yu tbqà)ÏÿZムÇÌÑÈ   tûïÏ%©!$#ur !#sŒÎ) ãNåku5$|¹r& ÞÓøöt7ø9$# öLèe tbrãÅÁtG^tƒ ÇÌÒÈ  
 Maka sesuatu yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal.Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan- perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Dan ( bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri. (QS. Asy-Syura : 36-39)





            KEKURANGAN BERCERMIN PADA AKHLAK NABI SAW
               Buku ini dari segi gaya bahasa cukup bisa dimengerti tetapi ada salah satu pokok bahasan yang menurut saya kurang bisa dipahami seperti pada percakapan Fulan didalam isi buku tersebut dan juga disini tidak ada satu rujugan hadis yang menyatakan apakah hadist ini sahih atau lemah yang menyatakan bahwa peristiwa ini ada satu hadis yang bisa dijadikan sandaran. Disamping itu juga ayat al quran tidak disertakan dalm buku ini ada hubungannya dengan hadist yang mengenai suatu masalah seperti masalah bekerja keras. Dari segi terjemhan dalam buku ini kurang mengena kedlam maksud dari intipokok bahasan mungkin ini dikarenakan buku ini berasal dari kairo. Disamping itu juga ada banyak sebuah ulasan atau kata kata yang dipakai berulang-ulang dalam suatu pokok materi kemateri lain yang menyebabkan isi buku ini seakan-akan monoton walaupun itu Cuma sedikit tapi sangat mengganggu keindahan isi buku ini. Ada juga sebuah perumpan yang tidak sinkron dengan pokok bahasan
             KELEBIHAN  BUKU BERCERMIN PADA AKHLAK NABI SAW
Buku ini memilki sebuah kelebihan dibandingkan dengan buku yang lainya seperti bisa kita lihat dalam bag amanah disana dijelaskan bahwa  menjadi seorang yang amanah itu akan mendapatkan sebuah kepercayaan dari oarnga lain karena kita bisa menjaga amanah tersebut, disamping itu juga ada sebuah materi tentang  zuhud seperti sifat Nabi Muhammad., selalu berusaha membentuk sebuah masyarakat yang beradab. Oleh sebab itu, beliau senantiasa menyuruh umatnya untuk menjaga diri mereka dari segala keburukan dalam seluruh aspek kehidupan yang mana ini sangat bagus untuk kita contoh. Ada juga Tawaddhu’  merupakan melepaskan diri dari keinginan memiliki sesuatu yang tak berguna, tapi tidak mengabaikan kegunaanya, dan tidak memberikan motivasi untuk menganggap rendah kemuliaanya. Tawaddhud ini harus kita milki karna siafat ini tidk menganggap bahwa apa yang kita inginkan belum tuntu menjdi berguna bagi orang lain dan tidak menjadikan dirinya paling pintar dan tak terkalahkan inilah sifat yang harus dimilki oleh kita. Ada pula sifat  dari beliau  yang harus kita contoh seperti bekerja keras seperti dalam kalimat ini  Sesungguhnya, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, mak itu lebih baik, daripada ia meminta-minta kepada orang lain, baik orang itu memberinya ataupun tidak. Artinya allah tidak menyukai orang-orang yang malas dan tidak mau bekerja keras serta berpangku tangan pada orang lain ini merupakan sikap yant tidak pantas kita contoh yang harus kiata contoh adalah bekerja keras dengan usaha kita sendiri seperti nabi muhammad belia selalu bekrja keras tanpa mengeluh ataupun ngedumel. Disamping itu juga  buku ini menganujrkan kita untuk selalu bermusyawarah ketika memutuskan suatu masalah yang kita bisa melihat contoh dari nabi ketika mau memutuskan suatu masalah. Satu lagi kelebihan buku ini dengan buku lain yaitu membahas tentanng poligami dimana disini akan dijelaskan bebrapa penjelsan yang mungkin bisa djadikan sebagai sandaran atu acuan kenapa nabi itu melakukan poligami dan menjlaskan argumentasi dari buku ini. Yang mana ini adalah seuah analisi dan akan menjawab pertanyaan yang sedang berkecambuk didalam dunia barat atau kaum orientalis.
ANALISIS
MENGAPA RASULULLAH SAW.
MENGANUT POLIGAMI?
          Pendapat umum sat ini ada yang menyiratkan keraguan terhadap kepribadian Rasulullah saw. Ada anggapan zuhud yang dipraktikan beliau tercampuri oleh unsure-unsur negative, sehinga bertentangan dengan syariat Islam. Hal ini ditandai dengan jumlah istri beliau yang lebi dari satu, karena beliau adalah penganut poligami.
            Para orientalis dan misionaris sampai saat ini banyak yang mendiskreditkan Muhammad bin Abdullah karena “gemar” mikahi perempuan tersebut. Jika menjumpai wanita yang dalam pandanganya mampu menghiasi kehidupan serta menghilangkan dahaganya, segera beliau peristri.
            Para orientalis serin kali terlalu jauh membahas masalah ini, sehinga mereka keluar batas dan lebih terkesan subjektif . Mereka berbica dengan latar belakang dendam dan kebencian. Jika saja mereka tidak perlu banyak menyebarkan kabar bohong ini, kami juga tidak akan berpanjan lebar untuk mengungkapkan kebenaran ini.
            Yang mengherankan, sikap para cendikiawan atau ilmuwan Muslim dalam hal ini terpecah menjadi dua. Sebagian ada yang menyangkal berbagai tuduhan yang dialamatkan kepada Rosulullah saw., namun sebagian yang lain memili bersikap dan tidak tahu mau peduli. Sehingga para missionaris dan orientalis merasa mendapatkan untuk terus mendeskriditkan Nabi saw. sebagaimana para pendahulunya.
                 
ARGUMEN PERTAMA

Selayang Pandang Perjalanan Nabi saw.
 Rasulullah saw. hidup ditengah-tengah kaumnya sebelum diutus menjadi rasul selama 40 tahun. Tentu saja itu rentang waktu yang cukup lama, dengan melewati berbagai fase kehidupan, yang meliputi keceriaan masa kanak-kanak, pubertas remaja, serta kehidupan dewasa. Dalam semua fase tersebut, Rasulullah saw. menjadi seri tauladan dalam segala aspek, baik tata karma, sopan santun, budi pekerti, maupun kebersihan.
            Adapun kaum musrikin Makkah terpecah menjadi tiga bagian, yaitu mempertimbangkan dakwah, yang tidak peduli, serta yang memilih konfrontasi. Namun tak seorang pun di antara ketiga bagian tersebut berani menyerang keluhuran budi pekerti serta kejujuranya. Akhirnya,mereka melancarkan permusuhan dengan metode penyebaran kabar bohong, mengarang cerita palsu, serta menyebar luaskan berita-berita yang tidak benar, dengan tujuan menghancurkan dakwah Islam, menjauhkan manusia agar tidak mengindahkanya, sekaligus menimbulkan keragu-raguan dalam hati para sahabat Rasulullah saw.
         Rasulullah adalah figure sempurna yang tak pernah berniat melakukan kejahatan, bahkan memegang tangan wanita pun belum pernah beliau lakuka, kecuali tangan istri, muhrim serta sahayanya.
      Sebagai manusia, Rasulullah saw sebetulnya juga memiliki kecendrungan untuk hidup kaya, namun Allah menjauhkan keinginan tersebut, semenjak sebelim menjadi Nabi hingga setelah diangkat menjadi utusan Allah.

ARGUMENTASI KEDUA
  Poligami adalah Tradisi klasik
            Adalah sebuah keanehan ketika para pemuka agama pada abad pertengahan mengatakan bahwa pencetus poligami adalah Rasulullah saw, saya tegaskan bahwa para pendusta tersebut bodoh. Mereka salah besar. Sebab fakta membuktikan bahwa poligami telah dikenal berabad-abad sebelim islam datang.
            Para umat terdahulu menganut kebiasaan poligami. Bangsa Arab sendiri telah mengenalnya sejak lama. Taurat juga membolehkan poligami, bahkan tanpa batasan, lalu Talmut datang membatasinya. Istri Nabi Sulaiman a.s berjumlah seratus wanita, lalu islam membatasinya empat orang saja, berdasarkan kenyataan bahwa Nabi Ya’qub a.s hanya memiliki empat orang istri.
      Hingga abad pertengahan, orang-orang Yahudi di Eropa masih menganut poligami. Dan itu juga berlaku sampai saat ini, di tengah-tengah iklim yang Islami. Bagi golongan Ustaini, menikahi wanita berapa pun boleh. Demosen merasa bangga karena dalam lindungannya terkumpul sebanyak tiga kelompok perempuan. Kelompok pertama adalah istri, kelompok kedua simpanan dan kelompok terahir di sebut selir.
      Disinilah peranan Islam dalam memberikan jalan keluar. Sebagai contoh, Ghailan bin maslamah atau Sufyan bin Abdullah atau Mas’ud bin Amir-mereka masing-masing memiliki sepuluh orang istri. Akan tetapi, setelah memeluk Islam, secara suka rela mereka menceraikan enam orang di antara istri-istri mereka. Qais bin al-Haris, awalnya memiliki delapan istri, naufal bin muawiyah memiliki lima orang istri dan Abdul Mutallib enam orang. Abu Sufyan enam, begitu juga Sufyan bin Umayah. Bahkan Al-Mughirah bin syu’bah memiliki jumlah istri yang snagat banyak, ada yang menyatakan tujuh puluh, delapan puluh sembilan serta sembilan puluh tiga istri.
      Dengan keterangan yang menyeluruh ini, kiranya cukup untuk membantah argumentasi musuh-musuh Islam yang menganggap Muhammad saw, sebagai pencetus poligami.












BAB.III KSIMPULAN
Buku ini sangat bagus untuk kita jadikan sebagai pedoman kita untuk berprilku atupun gaya hidup bahkan sikap yang  pantas kita aplikasikan sebagimana kita bercermin pada akhlak nabi SAW. Adaupn kekurangan buku ini yaitu kurangnya hadist dan ayat alquran yang bisa disinkronkan atau dijadikan suatu pegangan dengan menggunakan alquran dan hadist-hadit sebagai suatu kekuatan yang sangat kuat karena didukung oleh hadist dan alquran.disamping itu juga ada ulasan kata-kata yang diulang yang menyebabkan nilai buki ini berkurang dari segi keindahan isi buku. Dan juga penerjemahan kdalam bahas indonesia masih kurang bisa dimengrti sedikit. Tetapi dibalik semua kekurang buku ini terdapat sebuah keunggulan yang sangat bagusdan patut kita cermati lebih dalam. Seperti  amanah disana dijelaskan bahwa  menjadi seorang yang amanah itu akan mendapatkan sebuah kepercayaan dari oarnga lain karena kita bisa menjaga amanah tersebut, disamping itu juga ada sebuah materi tentang  zuhud seperti sifat Nabi Muhammad., selalu berusaha membentuk sebuah masyarakat yang beradab. Oleh sebab itu, beliau senantiasa menyuruh umatnya untuk menjaga diri mereka dari segala keburukan dalam seluruh aspek kehidupan yang mana ini sangat bagus untuk kita contoh. Ada juga Tawaddhu’  merupakan melepaskan diri dari keinginan memiliki sesuatu yang tak berguna, tapi tidak mengabaikan kegunaanya, dan tidak memberikan motivasi untuk menganggap rendah kemuliaanya. Bukan bersikap sombong yang membanggakan dirinya sendiri. Disamping itu juga ada sebuah analitik ayang sangat bagus untuk meruntuhkan paradigma yang melekat pada kaum orientalis yang selalu mendesriminasi nabi berpologami yang mana menurut mereka bahwa nabi adalah pencentus poligami ttapi disini dijalskan kanapa nabi menganut poligami dan disertai alasan yang jelas dimana kalau apa yang meraka doktrinkan itu (kaum orientalis)  runtuhkarena adanya argumen-argumen yang dipaparkan diatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar