Rabu, 14 Desember 2016

KANTUNG SEMAR

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kantong semar (Nepenthes spp.) adalah nama salah satu tumbuhan yang unik. Tumbuhan ini pertama kali ditemukan oleh J.P Breyne pada tahun 1689, nama Nepenthes diambil dari sebuah nama gelas anggur. Di Indonesia sebutan untuk Nepenthes spp sangat beragam di berbagai daerah, seperti periuk monyet (Riau), kantong beruk (Jambi), Ketakung (Bangka), sorok raja mantra (Jawa Barat), ketapu napu (Dayak Katingan), telep ujung (Dayak Bakumpai), dan selo begongan (Dayak Tunjungan) (Azwar et al, 2007).  Sekitar 87 jenis kantong semar (Nepenthes spp.) telah teridentifikasi di seluruh dunia. Indonesia dan Malaysia merupakan salah satu daerah penyebaran terluas dari tumbuhan Nepenthes spp., selain itu juga terdapat sekitar 8 daerah penyebaran Nepenthes seperti Madagaskar (2 jenis), Sri Langka (1 jenis), India (1 jenis), Indo-China ( 6-8 jenis), Kepulauan Solomon (1 jenis), New Caledonia (1 jenis), Australia (1 jenis) dan Seychelles (1 jenis) (Handayani et al, 2005). Dari 87 spesies tersebut, 64 diantarnya tersebar di Indonesia,  32 jenis diketahui terdapat di Borneo (Kalimantan, Serawak, Sabah, dan Brunei) sebagai pusat penyebaran kantong semar. Pulau Sumatera menempati urutan kedua dengan 29 jenis yang sudah berhasil diidentifikasi. Keragaman jenis kantong semar di pulau lainnya belum diketahui secara pasti. Namun berdasarkan hasil penelusuran spesimen herbarium di Herbarium Bogoriense, Bogor, ditemukan bahwa di Sulawesi minimum sepuluh jenis, Papua sembilan jenis, Maluku empat jenis, dan Jawa dua jenis (Azwar et al, 2007). Keanekaragaman jenis ini disebabkan karena tumbuhan ini merupakan tumbuhan berumah dua sehingga kemungkinan untuk menghasilkan jenis baru lebih besar selain itu juga dibeberapa negara tumbuhan ini sudah banyak dibudidayakan.
Tumbuhan ini dikelompokkan sebagai tumbuhan karnivora karena kemampuannya dalam memangsa serangga. Kemampuannya itu disebabkan oleh adanya organ berbentuk kantong yang menjulur dari ujung daunnya. Organ itu disebut pitcher atau kantong. Kemampuannya yang unik dan asalnya yang dari negara tropis itu menjadikan kantong semar sebagai tanaman hias pilihan yang eksotis di Jepang, Eropa, Amerika dan Australia. Sayangnya, di negaranya sendiri justru tak banyak yang mengenal dan memanfaatkannya (Witarto, 2006). 
Para ahli taksonomi mengklasifikasikan Nepenthes spp. berdasarkan pada perbedaan morfologi kantong (pitcher) yang merupakan modifikasi dari daun (Kurata et al, 2008; Hunt, 1896). Keunikan dari morfologi kantong (pitcher) terlihat dari bentuk, ukuran dan corak warna kantongnya. Secara keseluruhan, tumbuhan ini memiliki lima bentuk kantong, yaitu bentuk tempayan, bulat telur/oval, silinder, corong, dan pinggang (Azwar et al, 2007).


























BAB II
PEMBAHASAN
2.1.    Asal Usul Kantung Semar
Kantong semar adalah genus tumbuhan yang termasuk dalam famili monotipik. Nama ilmiah kantong semar adalah Nepenthes diambil dari sebuah nama gelas anggur. Di Indonesia tumbuhan ini disebut sebagai kantung semar karena bentuknya menyerupai perut semar yang buncit. Kantong semar merupakan tumbuhan karnivora dimana memperoleh nutrisi dari hewan yang dimakan terutama serangga. Kantong semar tumbuh di kawasan tropis yang meliputi Indonesia, China Selatan, Malaysia, Filipina, India, Sri Lanka, dan Australia. Tumbuhan ini sering di jumpai pada lingkungan yang miskin hara (terutama nitrogen), tingkat kelembaban tinggi, lingkungan bersifat asam, dan terkadang juga tumbuh di lingkungan yang beracun sehingga perlu ada mekanisme adaptasi agar kantung semar dapat bertahan hidup di lingkungan dengan kondisi buruk.
Genus Nepenthes (Kantong semar, bahasa Inggris: Tropical pitcher plant), yang termasuk dalam familia monotypic, terdiri dari 80-100 spesies, baik yang alami maupun hibrida. Genus ini merupakan tumbuhan karnivora di kawasan tropis Dunia Lama, kini meliputi negara Indonesia (55 spesies, 85%), Tiongkok bagian selatan, Malaysia, Filipina, Madagaskar, Seychelles, Australia, Kaledonia Baru, India, dan Sri Lanka. Habitat dengan spesies terbanyak ialah di pulau Borneo dan Sumatra.
Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan cara memanjat tanaman lainnya. Pada ujung daun terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya serangga, pacet, anak kodok) yang masuk ke dalam.
Bagi kalangan pencinta tanaman, jenis ini merupakan tanaman hias yang sedang naik daun. Kantong Semar adalah sebuah nama yang tidak asing, tetapi masih banyak orang yang belum melihat secara langsung. Tanaman ini adalah pemaksa daging atau lebih di kenal istilah ekologi adalah Tanaman Karnivora. Nepenthes, pertama dikenalkan oleh J.P Breyne. Nama Nephentes diambil dari sebuah nama gelas anggur. Di Indonesia, disebut sebagai kantong semar, dengan sebutan beragam di berbagai daerah, periuk monyet (Riau), kantong beruk (Jambi), ketakung (Bangka), sorok raja mantri (Jawa Barat). ketupat napu (Dayak Katingan), telep ujung (Dayak Bakumpai), selo begongong (Dayak Tunjung), dan Tabung Beruk (Bahasa Lembak).
Kantong semar sudah dikenal sejak awal abad ke-18. Tanaman ini unik karena memiliki kantong yang tergantung di ujung daun. Kantong ini berfungsi menangkap hewan, terutama serangga, yang akan dijadikan nutrisi untuk tanaman. Kantong semar sudah masuk ke daftar tanaman yang terancam punah dan terdaftar dalam Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora .

2.2.       Deskripsi dan Klasifikasi Nepenthes
Termasuk tumbuhan liana (merambat) ditanah ataupun di ranting-ranting pohon,berumah dua, serta bunga jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Hidup di tanah (terrestrial), ada juga yang menempel pada batang atau ranting pohon lain (epifit). Kantong Nepenthes merupakan perubahan bentuk dari ujung daun yang memiliki fungsi menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya. Karenanya tumbuhan ini digolongkan sebagai tanaman karnivora (carnivorous plant), selain Venus flytrap (Dionaea muscipula), Sundews (Droseraceae) dan beberapa jenis lainnya. Tanaman karnivora umumnya hidup pada tanah miskin hara, khususnya nitrogen, seperti kawasan kerangas.
Nepenthes termasuk dalam famili Nepenthaceae dan kelas Magnoliopsida pada umumnya tumbuh pada hutan hujan tropik dataran rendah, hutan pegunungan, hutan gambut, hutan kerangas, gunung kapur, padang savanna dan tepi danau. Nepenthes tersebar mulai dari Australia bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian selatan. Terdapat sekitar 82 jenis nepenthes di dunia dan 64 jenisnya berada di Indonesia Borneo (Kalimantan, Serawak, Sabah, dan Brunei) merupakan pusat penyebaran Nepenthes di dunia. Sesuai dengan ketinggian tempat hidupnya, Nepenthes dibagi menjadi tiga golongan, yaitu yang hidup pada dataran rendah (0-500 mdpl (meter dari permukaan laut)), dataran menengah (500-1.000 mdpl) dan dataran tinggi (di atas 1.000 mdpl). Untuk di dataran rendah meliputi jenis N. gracilis, N. mirabilis, N. reinwardtiana, dan N. raflesiana, N. adnata, N. clipeata, N. mapuluensis merupakan jenis yang dapat hidup di dataran menengah. Sedangkan yang dapat tumbuh baik di dataran tinggi meliputi N. diatas, N. densiflora, N. dubia, N. ephippiata dan N. eymae. Perbanyakan tanaman Nepenthes dilakukan melalui stek batang, biji dan memisahkan anakan.
Umumnya Nepenthes yang hidup terrestrial di dataran rendah tumbuh di tempat-tempat yang berair atau dekat sumber air pada substrat yang bersifat asam. Nepenthes juga membutuhkan cahaya matahari intensif dengan panjang siang hari antara 10-12 jam setiap hari sepanjang tahun, dengan suhu udara antara 23-31°C dan kelembaban udara antara 50-70%.
Nepenthes spp. merupakan tumbuhan berumah dua, dimana masing-masing tanaman hanya memiliki bunga jantan dan bunga betina saja. Bunga biasanya akan muncul pada saat tanaman telah tumbuh menjalar/merambat dan membentuk kantung atas. Pada tanaman yang masih muda, jenis kelamin tanaman ini tidak dapat dibedakan berdasarkan morfologi tanaman. Bentuk bunga sangat sederhana dengan empat kelopak tanpa mahkota dan terangkai dalam satu tandan.
Hidup di tanah (terrestrial), ada juga yang menempel pada batang atau ranting pohon lain (epifit). Kantong Semar (Nepenthes sp.) merupakan perubahan bentuk dari ujung daun yang memiliki fungsi menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya (Puspaningtyas et al, 2007).
Klasifikasi Nepenthes spp. berdasarkan tumbuhan berbunga adalah sebagai berikut      :  :
Kingdom    
       :    Plantae
Subkingdom  
   :    Tracheobionta
Super division   :
   Spermatophyta
Divisio        
       :    Magnoliophyta
Subdivisio  
      :    Magnoliophyta
 Classis     
         :    Magnoliopsida
Subclassis    
      :    Dilleniidae
Ordo      
           :    Nepenthales
Family        
       :    Nepenthaceae
Genus        
        :    Nepenthes
Species    
          :    Nepenthes spp.
Tumbuhan ini tumbuh pada tanah yang minim akan unsur hara, tumbuhan ini memperoleh sumber makanan dari insekta yang terjerat dan dicerna oleh cairan yang terdapat dalam kantongnya (Puspaningtyas et al, 2007; Di Giusto et al, 2008). Beberapa jenis Nepenthes spp. menghasilkan 2 tipe kantong, pada batang yang masih muda atau batang roset akan menghasilkan kantong yang berbentuk bulat dan terletak diatas permukaan tanah disebut dengan kantong bawah atau kantong terrestrial. Sedangkan, pada batang yang memanjat membentuk kantong yang seperti terompet yang disebut kantong atas atau kantong udara. Keunikan tumbuhan ini terletak pada bentuk, warna dan ukuran dari kantongnya. Kantong tersebut merupakan modifikasi dari daun yang mengalami perubahan bentuk dan fungsi menjadi alat penangkap serangga (Dariana, 2009).

2.3.       Bukti Morfologi dan Anatomi dalam Taksonomi Tumbuhan
Klasifikasi suatu organisme tergantung pada data yang dikumpulkan untuk dianalisis. Data-data tersebut dapat dalam berbagai bentuk dan taksonomi tumbuhan harus dapat dan siap untuk memastikan dan menggunakan berbagai tipe informasi tersebut. Beberapa informasi tentang tumbuhan atau kelompok tumbuhan adalah potensial digunakan untuk mendeterminasi dan memahami hubungan sistematiknya. Ada dua tipe dasar informasi yang dapat digunakan yaitu informasi dari tumbuhan itu sendiri, seperti morfologi, anatomi, embriologi, palinologi, genetika, sitogenetik, kimia, biologi reproduksi dan biologi molekuler. Dan informasi tentang inetraksi dengan lingkungan oranisme tersebut seperti ekologi dll (Stuessy, 1994).
Bukti morfologi atau bentuk luar dari suatu organisme merupakan tipe data yang banyak digunakan dalam klasifikasi tumbuhan (Stuessy, 1994). Data morfologi adalah yang paling mudah diamati dan dilakuakan dengan  menggunakan kunci-kunci dan deskripsi. Data morfologi yang dapat digunakan adalah semua bagian tumbuhan baik bagian vegetatif maupun generatif. Bagian vegetatif antara lain akar, batang,, dan daun, sedangkan bagian generatif adalah bunga, buah dan biji (Judd et al, 1999).
Bukti anatomi adalah didasarkan pada karakter struktur bagian dalam dari tumbuhan yang telah digunakan dalam sistematik selama hampir 150 tahun, dan digunakan untuk menjelaskan hubungan filogenetik dengan cara determinasi dan identifikasi. Karakter anatomi dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya seperti transmission electron microscope (TEM) untuk memperlihatkan bagian-bagan ultrastruktural dan scanning electron microscope (SEM) untuk memperlihatkan bagian-bagian mikromorfologi. Beberapa karakter yang penting dalam bukti anatomi adalah bagian dari  berkas pengangkut, jaringan sekretori, anatomi daun, dan daerah pertumbuhan transisi pada batang (Judd et al, 1999).
Morfologi dan anatomi selalu menjadi bagian  dasar dari sistematik tumbuhan yang dapat menjelaskan tentang keanekaragaman, filogeni dan evolusi. Kemudian pengetahuan mengenai sistematik dan struktur berkembang dengan metode dan tekhnik yang baru (Endress et al, 2000). 
2.4 Ciri khusus tumbuhan kantong semar
 Berkaitan  erat dengan adaptasi terhadap habitatnya. Tumbuhan kantong semar banyak terdapat di rawa-rawa yang kandungan nitrogennya sangat sedikit. Akibatnya, kantong semar tidak bisa mendapatkan cukup nitrogen dari tempat hidupnya. Untuk mencukupi kekurangan nitrogen tersebut, kantong semar bergantung pada serangga sebagai makanannya. Karena kegemarannya memakan serangga sebagai sumber nitrogen inilah, kantong semar dikenal sebagai tumbuhan insektivora, yaitu tumbuhan pemakan serangga.
Description: Ciri-khusus-pada-tumbuhan-k
Ø Kantong semar mempunyai kantong penangkap serangga
Kantong semar termasuk tanaman yang unik. Ciri khusus tumbuhan kantong semar yang pertama adalah memiliki kantong berbentuk piala di bagian ujung daun. Kantong tersebut sebenarnya adalah ujung daun yang berubah bentuk. Fungsinya untuk menangkap hewan, terutama serangga. Saat serangga masuk ke kantong, kantong segera menutup. Kantong semar kemudian mengeluarkan enzim untuk membunuh serangga.
Ø Kantong semar menghasilkan nektar yang manis dan harum
Ciri khusus tumbuhan kantong semar yang kedua adalah dapat menghasilkan nektar. Kantong semar memiliki daun yang berbentuk seperti piala, di mana bagian dalam daun tersebut dapat mengeluarkan nektar (bahan pembuat madu) berupa cairan lengket dan berasa manis. Nektar yang dihasilkan fungsinya sebagai umpan untuk memikat serangga agar datang berkunjung. Serangga yang terpikat dengan nektar tersebut kemudian akan hinggap pada dinding piala yang licin. Akibatnya serangga itu jatuh ke dalam daun.
Ø Kantong semar menghasilkan cairan pencerna serangga
Ciri khusus tumbuhan kantong semar yang ketiga adalah mampu menghasilkan cairan pencerna serangga. Bila serangga telah terjebak, bagaimana cara kantong semar memakannya? Adalah cairan daun jawabannya. Cairan daun kantong semar mengandung enzim tripsin dan pepsin yang dapat melarutkan serangga. Perlu diketahui bahwa enzim tripsin dan pepsin merupakan enzim yang biasa terdapat pada sistem pencernaan hewan. Serangga inilah yang dijadikan makanan kantong semar. Kantong semar hanya mengandalkan kantongnya untuk mendapatkan makanan. Kantong semar tidak memerlukan pupuk. Pemberian pupuk pada tumbuhan ini justru membuatnya mati. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa ciri khusus tumbuhan kantong semar merupakan salah satu bentuk adaptasi terhadap lingkungannya agar tetap bisa bertahan hidup.


2.5     Jenis-jenis Kantung Semar
Tanaman ini memiliki penyebaran yang sangat luas dari pinggir pantai sampai dataran tinggi, karena inilah nepenthes dibagi dalam dua jenis yaitu jenis dataran tinggi dan jenis dataran rendah, walau kebanyakan spesies tumbuh di dataran tinggi. Spesies yang tercatat tumbuh di ketinggian paling tinggi adalah N. lamii yaitu di ketinggian 3,520 m. Berikut beberapa jenis dari tumbuhan Kantong semar, yang bentuknya sangat menakjubkan dan menggoda, namun siapa sangka tumbuhan dengan penuh pesona ini merupakan pemangsa yang hebat.  
1.        Kantung Semar Termos
Text Box:








Spesies  ini adalah yang paling khas dari genus Nepenthes, bisa ditemukan di Borneo, Sumatra, Thailand, Semenanjung Malaysia, Singapura, Kepulauan Maluku, dan New Guinea. Nepenthes ampullaria juga dikenal sebagai satu-satunya spesies kantong semar yang "vegetarian", dikarenakan kantong tanaman ini tidak memiliki kelenjar nektar pada bibir kantong sehingga jarang ada serangga yang terjebak dalam kantong. Umumnya sebagian besar benda-benda yang ditemukan dalam kantong adalah dedaunan yang membusuk, kotoran hewan, ranting-ranting kecil dan air hujan.
2.        Text Box:  Nepenthes aristolochioides






Tempat di mana tanaman ini tumbuh pada ketinggian 1800–2500 m di atas permukaan laut. Tanaman ini memiliki bentuk yang sangat aneh dibanding biasanya, dengan pembukaan yang hampir vertikal pada kantong penjebaknya.  Tumbuhan ini pertama kali dikoleksi oleh Willem Meijer pada 5 Agustus, 1956. The holotype, Meijer 6542, dikoleksi dari Gunung Tujuh di Jambi pada ketinggian 2000 m.
3.        Nepenthes appendiculata 
Text Box:







Nepenthes appendiculata adalah tanaman tropis yang hanya diketahui dari Pegunungan Hose tengah Sarawak, Borneo, yang tumbuh di ketinggian 1450–1700 m Meter di atas permukaan laut. Spesies ini ditandai dengan tambahan kelenjar yang membesar pada permukaan tutup yang lebih rendah, serta diberi nama appendiculata
4.        Nepenthes ceciliae
Text Box:
 








Adalah spesies Nepenthes yang belum terdeskripsikan taksonnya. Ini adalah spesies endemik Filipina yang terdapat di pulau Mindanao, dia hidup di ketinggian 1500–1800 m di atas permukaan laut. Penemuannya diumumkan di internet pada Agustus 2011 5.
5.        Text Box:  Nepenthes diatas








Nepenthes diatas adalah tanaman kantung semar endemik Sumatra yang hidup di ketinggian antara 2400 sampai 2900 m di atas permukaan laut. Tidak ada varietas dari N. diatas yang telah ditemukan. Penggunaan nama spesies diatas berasal dari bahasa Indonesia "di atas". Sebenarnya menyalahi aturan preposisi dalam Bahasa Indonesia, namun tuntutan dalam penggunaan nomenklatur binomial yang mengharuskan hanya menggunakan dua nama, yaitu nama genus dan spesies, sehingga kata "di" dan "atas" terpaksa digabungkan.
6.        Text Box:  Kantong Semar Berleher








Adalah spesies Nepenthes yang berhabitat di pulau Jawa dan Sumatera. Nama latin gymnamphora berasal dari bahasa Yunani dari kata gymnos (berleher) dan amphoreus (kantong)
7.        Kantong Semar Jamban
Text Box:   







 Adalah salah satu spesies kantong semar (Nepenthes) yang endemik Sumatera Utara. Nama spesies ini diambil dari bahasa Indonesia yang mengacu pada bentuk kantongnya yang menyerupai jamban atau toilet. Spesies ini pertama kali dikoleksi pada 22 April 2005 dari selatan Padang Sidempuan.
8.        Nepenthes maxima
Text Box:
 








Nepenthes maxima tumbuh tersebar di Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua









9.        Kantung Semar Naga
Text Box:






 Adalah tanaman kantung semar endemik Bukit Barisan, Sumatera. Bentuk unik yang membedakan tanaman ini adalah rupanya yang mirip badan botol dan organ yang berbentuk seperti lidah ular yang keluar dari bagian bawah penutup kantungnya. Nama naga diambil dari bahasa Indonesia yang merujuk pada bentuk penutup kantung dan badan eksternalnya serta ukurannya yang besar. Nama ini juga merujuk pada cerita rakyat di Bukit Barisan yang disebut-sebut sebagai habitat naga di masa lalu.
10.    Kantong Semar Rafflesia 
Description: http://1.bp.blogspot.com/-0we5ZQ1sWP0/UeJvT0WeLwI/AAAAAAAAHTo/IU6lh-7vDhg/s400/Nepenthes_rafflesiana_squat2.jpg
Memiliki daerah penyebaran yang luas, meliputi Borneo, Sumatra, Semenanjung Malaysia, dan Singapura. Nepenthes rafflesiana memiliki banyak variasi (kedua setelah Nepenthes mirabilis) dengan sebagian di antaranya telah ditemukan. Di Borneo saja, setidaknya telah ditemukan empat varietas yang berbeda satu sama lain. Bentuk raksasanya saja mampu menyaingi spesies Nepenthes rajah dalam ukuran.



11.    Text Box:  Kantong Semar Sumatera







Adalah kantong semar endemik Indonesia, khususnya pulau Sumatra, yang menjadi namanya.
12.    Nepenthes truncata
Text Box:






Dinamakan demikian karena bentuk daunnya yang seperti terpotong.Nepenthes truncata adalah salah satu spesies kantong semar yang merupakan tanaman karnivora yang endemik di pulau Mindanao di Filipina. Tanaman ini tumbuh di ketinggian antara 0-1500 m. Tanaman ini pernah ditemui memerangkap tikus.
13.    Text Box:  Nepenthes khasiana





Merupakan satu-satunya spesies kantong semar yang berasal dari India.


14.    Nepenthes villosa
Text Box:








Kantong semar ini berhabitat di Gunung Kinabalu dan Gunung Tambuyukon di Pulau Kalimantan
15.    Text Box:  Nepenthes Rajah 







Spesies ini juga merupakan tumbuhan endemik di Gunung Kinabalu dan Gunung Tambuyukon di Pulau Kalimantan. Dan termasuk kedalam spesies yang terancam punah.
16.    Text Box:  

Nepenthes pitopangii






Nepenthes pitopangii ini endemik di pulau Sulawesi. Nepenthes pitopangii ditemukan pada tahun 2006 dengan penemuan satu spesias di Taman Nasional Lore Lindu.
17.    Text Box:  Nepenthes madagascariensis





Nepenthes madagascariensis merupakan salah satu dari 2 spesies kantong semar yang ada di Pulau Madagascar, habitatnya ada di sebelah timur pulau ini.
18.    Text Box:  Nepenthes jacquelineae 






Merupakan kantong semar endemik sumatra, dan merupakan salah satu kantong semar paling spektakuler.

2.6.       Cara Kerja Kantong Semar
Kantong semar menangkap makanan (serangga dan arthropoda) melalui kantongnya. Kantong ini mempunyai warna sangat menarik yaitu hijau dengan bercak merah. Menurut Lloyd (1942), kantong dapat pula berwarna ungu, kuning, hijau dan putih. Tumbuhan ini memproduksi beberapa kelenjar nektar berada di bawah tutup dan di dalam mulut kantong diproduksi. Kelenjar ini berfungsi untuk menarik perhatian serangga atau binatang lain untuk mendekati tumbuhan ini yang selanjutnya akan terjebak. Pada permukaan dalam kantong terdapat sejumlah bulu, bulu-bulu ini diduga memiliki fungsi sebagai alat peraba/ sensor pada tumbuhan tersebut. Serangga yang hinggap/ mampir di mulut kantong ini akan lengket, dan binatang tersebut tidak akan bisakeluar hidup-hidup.
Awalnya kantung semar memancing serangga dengan cara mengeluarkan aroma dari kelenjar nektar di kantongnya, supaya mendekati bibir kantong. Setelah itu serangga akan tergelincir dan masuk ke dalam kantung dan terjebak dalam cairan kantung.
Cairan asam berfungsi mencabik-cabik tubuh serangga menjadi molekul besar yakni protein. Selanjutnya kantong semar mengeluarkan enzim proteolase (nepenthesin) sebagai enzim pengurai protein menjadi zat-zat sederhana (nitrogen, fosfor, kalium dan garam-garam mineral). Zat-zat ini yang akan diserap menjadi nutrisi makanan. Cara kerjanya sama dengan lambung manusia.(Anonim, 2012).
Di dasar kantong hidup larva nyamuk, tungau beberapa organisme lain yang tahan terhadap enzim pencernaan. kantong semar (Nephentes sp.) memiliki enzim proteolase (nephenthesin) sebagai enzim pengurai protein menjadi sederhana (nitrogen,fosfor,kalium,garam-garam mineral) .Organisme ini berperan untuk memakan sisa-sisa bangkai serangga, sehingga kebersihan kantong tetap terjaga (Kinnaird, 1997).
Penelitian Slack (1979) menunjukkan bahwa pada bagian tutup kantong terdapat kelenjar nektar yang menarik serangga, khususnya semut. Penelitian lebih baru oleh Merbach dan tim (2002) menunjukkan bahwa Nepenthes albomarginata memiliki rambut halus putih pada bibir kantong yang menjadi makanan semut. Bibir kantong itu berlapis lilin yang licin, sehingga serangga mudah tergelincir ke dalam kantong yang berisi cairan, seperti ditunjukkan Owen dan Lennon (1999).
Untuk lebih mempermudah semut naik sampai atas bibir kantong, beberapa Nepenthes sp. memiliki kantong dengan sayap yang pada sisi-sisinya ada rambut menyerupai tangga. Di dalam kantong terdapat cairan yang berfungsi seperti cairan lambung manusia. Cairan itu bersifat asam dengan pH 2,8-4,9, yang memungkinkan tubuh serangga rusak.
Untuk dapat diambil zat gizinya, komponen tubuh serangga perlu dihancurkan sampai molekul penyusunnya. Tugas ini dilakukan oleh berbagai enzim--protein yang mengkatalis reaksi kimia. Contohnya enzim kitinase yang mengurai cangkang serangga. Yang lebih dominan dan banyak jumlahnya adalah enzim protease, yang mengurai protein dari tubuh serangga. Enzim ini populer dengan nama nepenthesin (paduan kata "Nepenthes " dan "protein "). Pertama kali dikarakterisasi oleh Jentsch (1972), lalu gen pengkode proteinnya diklon oleh Chung-Il (2001) dan Althauda (2004).
Kantong semar mempunyai kemampuan unik lain, yaitu dapat membentuk kantong yang berbeda dari tumbuhan yang sama. Kantong yang menggantung dan berada di atas tanah disebut kantong atas, sementara kantong yang berada di atas tanah disebut kantong bawah.
Kantong atas berwarna hijau karena kandungan klorofil memungkinkannya melakukan fotosintesis seperti daun, sementara kantong bawah yang terlindung dari sinar matahari berwarna merah menyala. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Serangga terbang yang menjadi mangsa kantong atas tidak terlalu membutuhkan rangsangan warna, sementara semut yang menjadi "santapan " kantong bawah perlu dipikat dengan warna yang mencolok.
Moran (1996) mengamati perbedaan jenis serangga yang ditangkap oleh dua jenis kantong itu. Apakah perbedaan mangsa dan bentuk kantong itu juga berpengaruh pada komposisi protein di dalam kantong Kami berhasil mengisolasi protein dalam cairan kantong atas dan kantong bawah dari N. gymnamphora dari Taman Nasional Gunung Halimun untuk pertama kalinya di dunia baru-baru ini. Dari masing-masing 800 mililiter cairan yang dikumpulkan dari kantong, dapat dimurnikan protein sebanyak 1 ml.
Keragaman protein dianalisis dengan teknik SDS-PAGE yang menampakkan pola pita protein yang ada. Pemurnian dilakukan dengan teknik kromatografi kolom penukar ion. Hasilnya ternyata keduanya menunjukkan pola pita protein yang sama persis. Dua jenis protein yang utama diduga terdapat dalam cairan kantong tersebut. Uji aktivitas terhadap protein yang telah dimurnikan menunjukkan bahwa protein itu adalah enzim protease.
Tumbuhan kantung semar nyatanya memiliki fungsi lain, yaitu sebagai toilet nyaman bagi serangga yang membuang kotoran dalam kantungnya. Uniknya, tumbuhan ini juga memanfaatkan kotoran tersebut sebagai sumber gas nitrogen. Hasil studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Biology Letters mengungkapkan, setidaknya satu jenis kantung semar hidup dengan bergantung hidup dari kotoran serangga yang dimakannya. Demikian keterangan yang dikutip dari Live Science, Rabu (24/6/2009).

2.7.       Mekanisme Kantung semar dalam menjebak mangsanya
Banyak jenis tumbuhan yang memangsa hewan untuk kelangsungan hidupnya. Mirip hewan, tumbuhan karnivora memiliki gerakan menjebak dengan cepat, sensitivitas seperti sistem saraf dan umpan untuk memikat korbannya.
Tumbuhan Karnivora memiliki 2 tipe mekanisme penjebak
:
a.    Tipe Mekanisme Penjebak Aktif
1.    Jebakan Jepit
2.    Jebakan Penyedot
b. Tipe Mekanisme Penjebak Pasif
1.    Jebakan Lubang Perangkap (Pitfall)
Bentuk tanaman ini sangat unik dan menarik, menyerupai kendi atau kantong yang memiliki tutup yang bisa terbuka dan tertutup. Pada bagian ujung kantong berwarna merah serta menebarkan aroma yang khas. Inilah yang menjadi daya tari kantong semar untuk menarik mangsanya. Tak heran banyak serangga yang dibuat lengah oleh kantong semar. Begitu mendekat ke bibir kantong semar, mangsa akan terpeleset dan masuk ke dalam kantongnya yang licin. Cairan yang berada di dalam kantong itu langsung bekerja mencerna mangsanya. Cairan-cairan itu dihasilkan oleh bagian bawah kantong semar.
Kantong semar memiliki daun yang ujungnya termodifikasi menjadi kantung perangkap. Kantung tanaman yang berumah dua ini memiliki dua bagian, yaitu area licin di bagian atas dan area digesti di bagian bawah. Bibir (peristom) dan bagian bawah tutup kantung mengandung kelenjar nektar untuk menarik mangsa. Tumbuhan ini memerlukan beberapa jam saja untuk mencerna serangga kecil, sedangkan untuk serangga besar dibutuhkan waktu beberapa hari.
2.    Jebakan Lobster
3.    Jebakan Kertas Perekat

2.8.       Manfaat Kantong Semar
1.        Indikator Iklim.
Jika pada suatu kawasan atau areal di tumbuhi oleh Nepenthes gymnamphora, berarti kawasan tersebut tingkat curah hujannya cukup tinggi, kelembaban diatas 75 %, tanahnya pun miskin unsur hara.
2.        Tumbuhan Obat Cairan dari kantong yang masih tertutup, digunakan sebagai obat batuk.
3.        Sumber air minum bagi Petualang
Bagi para pendaki gunung yang kehausan kantong semar jenis N. gymnamphora merupakan sumber air yang layak minum karena pH-nya netral (6-7), tetapi kantong yang masih tertutup, karena kantong yang terbuka sudah terkontaminasi dengan jasad serangga yang masuk kedalam, pH-nya 3 dan rasanya masam.
4.        Sebagai Pengganti tali Batang dari Kantong Semar ini bisa di gunakan sebagai pengganti tali untuk pengikat barang.
5.        Sabagai tanaman hias. Sejak beberapa waktu yang lalu, kantong semar mulai diperkenal sebagai tanaman hias yang mempunyai daya tarik tersendiri, bahkan orang rela berburu sampai kepuncak-puncak gunung untuk mendapatkan kantong semar ini.












BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan  
Kantong semar adalah genus tumbuhan yang termasuk dalam famili monotipik. Nama ilmiah kantong semar adalah Nepenthes diambil dari sebuah nama gelas anggur. Di Indonesia tumbuhan ini disebut sebagai kantung semar karena bentuknya menyerupai perut semar yang buncit. Kantong semar merupakan tumbuhan karnivora dimana memperoleh nutrisi dari hewan yang dimakan terutama serangga. Kantong semar tumbuh di kawasan tropis yang meliputi Indonesia, China Selatan, Malaysia, Filipina, India, Sri Lanka, dan Australia
Nepenthes spp. merupakan tumbuhan berumah dua, dimana masing-masing tanaman hanya memiliki bunga jantan dan bunga betina saja.Bentuk bunga sangat sederhana dengan empat kelopak tanpa mahkota dan terangkai dalam satu tandan. . Hidup di tanah (terrestrial), ada juga yang menempel pada batang atau ranting pohon lain (epifit). Kantong Semar (Nepenthes sp.) merupakan perubahan bentuk dari ujung daun yang memiliki fungsi menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya.
Kantong Semar (Nephentes) Tipe mekanisme penjebak : Lubang Perangkap (Pitfall) Pada bagian ujung kantong berwarna merah serta menebarkan aroma yang khas. Inilah yang menjadi daya tari kantong semar untuk menarik mangsanya. Tak heran banyak serangga yang dibuat lengah oleh kantong semar. Begitu mendekat ke bibir kantong semar, mangsa akan terpeleset dan masuk ke dalam kantongnya yang licin. Cairan yang berada di dalam kantong itu langsung bekerja mencerna mangsanya. Cairan-cairan itu dihasilkan oleh bagian bawah kantong semar.  Kantong semar memiliki daun yang ujungnya termodifikasi menjadi kantung perangkap. Kantung tanaman yang berumah dua ini memiliki dua bagian, yaitu area licin di bagian atas dan area digesti di bagian bawah. Bibir (peristom) dan bagian bawah tutup kantung mengandung kelenjar nektar untuk menarik mangsa.
Manfaat Kantong Semar Selain semangat tanaman hias Kantong Semar juga memiliki fungsi yang tidak kalah penting, diantaranya :Sebagai Indikator Iklim.Jika pada suatu kawasan atau areal di tumbuhi oleh Nepenthes gymnamphora, berarti kawsan tersebut tingkat curah hujannya cukup tinggi, kelembaban diatas 75 %, tanahnya pun miskin unsur haraTumbuhan Obat Cairan dari kantong yang masih tertutup, digunakan sebagai obat batuk.Sumber air minum bagi Petualang. Bagi para pendaki gunung yang kehausan kantong semar jenis N. gymnamphora merupakan sumber air yang layak minum karena pH-nya netral (6-7), tetapi kantong yang masih tertutup, karena kantong yang terbuka sudah terkontaminasi dengan jasad serangga
























DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Fatahul., Kunarso, Adi., Rahman, Teten S. 2007. Kantong Semar (Nepenthes sp.) di Sumatera Utara, Tanaman Unik yang Semakin Langka. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil.
Dariana. 2009. Keanekaragaman Nepenthes dan Pohon Inang di Taman Wisata Alam     Sicikeh-cikeh Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Thesis. Sarjana Biologi MIPA-     SUMUT, Medan. (Dipublikasikan) Di Diusto, Bruno., Grosbois, Vladimir.,
Fargeas, Elode., Marshall, David J., Gaume, Laurence. 2008. Contribution of pitcher fragrance and fl uid viscosity to high prey     diversity in a Nepenthes carnivorous plant from Borneo. J. Biosci. 33(1): 121–136
Handayani, Tri., Latifah, Dian., Dodo. 2005. Diversity and Growth Behaviour of Nepenthes     (Pitcher Plants) in Tanjung Puting National Park, Central Kalimantan Province. 
Biodiversitas. Volume 6, Halaman: 251-255.____________. 2003. Pertumbuhan dan Perkembangan Organ Kantong Pada Nepenthes albomarginata, Nepenthes hookerina dan Nepenthes mirabilis di Kebun Raya Bogor. Biosfera 20(3). 
Judd, Walter S., et al. 1999. Plant Systematics A Phylogenetic Approach. Sinauer Associates, Inc. USA.

Puspitaningtyas, Dwi Murti., Wawaningrum, Hary. 2007. Keanekaragaman Nepenthes di
Suaka Alam Sulasih Talang-Sumatera Barat.
Biodiversitas. Volume 8, Nomor 2. Halaman: 152-156. Stuessy, T. F. 1994. Case Studies In Plant Taxonomy: Exercise in Applied Pettern             Recogniton. Columbia University Press: New York.
Witarto, A.B. 2006. Protein Pencerna di Kantong Semar. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. http://www.lipi.go.id.
Kantung Semar Jadikan Kotoran Serangga untuk Sumber Nitrogen http://techno.okezone.com/read/2009/06/24/56/232579/kantung-semar-jadikan kotoran-serangga-untuk-sumber-nitrogen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar