BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Kantong semar (Nepenthes spp.) adalah nama salah satu tumbuhan yang unik. Tumbuhan
ini pertama kali ditemukan oleh J.P Breyne pada tahun 1689, nama Nepenthes diambil dari sebuah nama gelas
anggur. Di Indonesia sebutan untuk Nepenthes spp sangat beragam di berbagai
daerah, seperti periuk monyet (Riau), kantong beruk (Jambi), Ketakung (Bangka),
sorok raja mantra (Jawa Barat), ketapu napu (Dayak Katingan), telep ujung
(Dayak Bakumpai), dan selo begongan (Dayak Tunjungan) (Azwar et al, 2007). Sekitar 87 jenis kantong semar (Nepenthes spp.) telah teridentifikasi di
seluruh dunia. Indonesia dan Malaysia merupakan salah satu daerah penyebaran
terluas dari tumbuhan Nepenthes spp.,
selain itu juga terdapat sekitar 8 daerah penyebaran Nepenthes seperti Madagaskar (2 jenis), Sri Langka (1 jenis), India
(1 jenis), Indo-China ( 6-8 jenis), Kepulauan Solomon (1 jenis), New Caledonia
(1 jenis), Australia (1 jenis) dan Seychelles (1 jenis) (Handayani et al,
2005). Dari 87 spesies tersebut, 64 diantarnya tersebar di Indonesia, 32
jenis diketahui terdapat di Borneo (Kalimantan, Serawak, Sabah, dan Brunei)
sebagai pusat penyebaran kantong semar. Pulau Sumatera menempati urutan kedua
dengan 29 jenis yang sudah berhasil diidentifikasi. Keragaman jenis kantong
semar di pulau lainnya belum diketahui secara pasti. Namun berdasarkan hasil
penelusuran spesimen herbarium di Herbarium Bogoriense, Bogor, ditemukan bahwa
di Sulawesi minimum sepuluh jenis, Papua sembilan jenis, Maluku empat jenis,
dan Jawa dua jenis (Azwar et al, 2007). Keanekaragaman jenis ini disebabkan
karena tumbuhan ini merupakan tumbuhan berumah dua sehingga kemungkinan untuk
menghasilkan jenis baru lebih besar selain itu juga dibeberapa negara tumbuhan
ini sudah banyak dibudidayakan.
Tumbuhan ini dikelompokkan sebagai tumbuhan
karnivora karena kemampuannya dalam memangsa serangga. Kemampuannya itu
disebabkan oleh adanya organ berbentuk kantong yang menjulur dari ujung daunnya.
Organ itu disebut pitcher atau kantong. Kemampuannya yang unik dan asalnya yang
dari negara tropis itu menjadikan kantong semar sebagai tanaman hias pilihan
yang eksotis di Jepang, Eropa, Amerika dan Australia. Sayangnya, di negaranya
sendiri justru tak banyak yang mengenal dan memanfaatkannya (Witarto,
2006).
Para ahli taksonomi mengklasifikasikan Nepenthes spp. berdasarkan pada
perbedaan morfologi kantong (pitcher) yang merupakan modifikasi dari daun
(Kurata et al, 2008; Hunt, 1896). Keunikan dari morfologi kantong (pitcher)
terlihat dari bentuk, ukuran dan corak warna kantongnya. Secara keseluruhan,
tumbuhan ini memiliki lima bentuk kantong, yaitu bentuk tempayan, bulat
telur/oval, silinder, corong, dan pinggang (Azwar et al, 2007).
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Asal
Usul Kantung Semar
Kantong semar adalah genus tumbuhan yang termasuk dalam
famili monotipik. Nama ilmiah kantong semar adalah Nepenthes diambil dari sebuah nama gelas anggur.
Di Indonesia tumbuhan ini disebut sebagai kantung semar karena bentuknya
menyerupai perut semar yang buncit. Kantong semar merupakan tumbuhan karnivora
dimana memperoleh nutrisi dari hewan yang dimakan terutama serangga. Kantong
semar tumbuh di kawasan tropis yang meliputi Indonesia, China Selatan,
Malaysia, Filipina, India, Sri Lanka, dan Australia. Tumbuhan ini sering di
jumpai pada lingkungan yang miskin hara (terutama nitrogen), tingkat kelembaban
tinggi, lingkungan bersifat asam, dan terkadang juga tumbuh di lingkungan yang
beracun sehingga perlu ada mekanisme adaptasi agar kantung semar dapat bertahan
hidup di lingkungan dengan kondisi buruk.
Genus Nepenthes (Kantong semar, bahasa
Inggris: Tropical pitcher plant), yang termasuk dalam familia monotypic,
terdiri dari 80-100 spesies, baik yang alami maupun hibrida. Genus ini
merupakan tumbuhan karnivora di kawasan tropis Dunia Lama, kini meliputi negara
Indonesia (55 spesies, 85%), Tiongkok bagian selatan, Malaysia, Filipina,
Madagaskar, Seychelles, Australia, Kaledonia Baru, India, dan Sri Lanka.
Habitat dengan spesies terbanyak ialah di pulau Borneo dan Sumatra.
Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan cara
memanjat tanaman lainnya. Pada ujung daun terdapat sulur yang dapat
termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat perangkap yang digunakan untuk
memakan mangsanya (misalnya serangga, pacet, anak kodok) yang masuk ke dalam.
Bagi kalangan pencinta tanaman, jenis ini merupakan
tanaman hias yang sedang naik daun. Kantong Semar adalah sebuah nama yang tidak
asing, tetapi masih banyak orang yang belum melihat secara langsung. Tanaman ini
adalah pemaksa daging atau lebih di kenal istilah ekologi adalah Tanaman
Karnivora. Nepenthes, pertama
dikenalkan oleh J.P Breyne. Nama Nephentes
diambil dari sebuah nama gelas anggur. Di Indonesia, disebut sebagai kantong
semar, dengan sebutan beragam di berbagai daerah, periuk monyet (Riau), kantong
beruk (Jambi), ketakung (Bangka), sorok raja mantri (Jawa Barat). ketupat napu
(Dayak Katingan), telep ujung (Dayak Bakumpai), selo begongong (Dayak Tunjung),
dan Tabung Beruk (Bahasa Lembak).
Kantong semar sudah dikenal sejak awal abad ke-18.
Tanaman ini unik karena memiliki kantong yang tergantung di ujung daun. Kantong
ini berfungsi menangkap hewan, terutama serangga, yang akan dijadikan nutrisi
untuk tanaman. Kantong semar sudah masuk ke daftar tanaman yang terancam punah
dan terdaftar dalam Convention on International Trade in Endangered Species of
Wild Fauna and Flora .
2.2.
Deskripsi dan Klasifikasi Nepenthes
Termasuk
tumbuhan liana (merambat) ditanah ataupun di ranting-ranting pohon,berumah dua,
serta bunga jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Hidup di
tanah (terrestrial), ada juga yang menempel pada batang atau ranting pohon lain
(epifit). Kantong Nepenthes merupakan
perubahan bentuk dari ujung daun yang memiliki fungsi menjadi perangkap
serangga atau binatang kecil lainnya. Karenanya tumbuhan ini digolongkan
sebagai tanaman karnivora (carnivorous
plant), selain Venus flytrap (Dionaea muscipula), Sundews (Droseraceae) dan beberapa
jenis lainnya. Tanaman karnivora umumnya hidup pada tanah miskin hara,
khususnya nitrogen, seperti kawasan kerangas.
Nepenthes termasuk dalam famili Nepenthaceae dan kelas
Magnoliopsida pada umumnya tumbuh pada hutan hujan tropik dataran rendah, hutan
pegunungan, hutan gambut, hutan kerangas, gunung kapur, padang savanna dan tepi
danau. Nepenthes tersebar mulai dari
Australia bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian selatan. Terdapat
sekitar 82 jenis nepenthes di dunia dan 64 jenisnya berada di Indonesia Borneo
(Kalimantan, Serawak, Sabah, dan Brunei) merupakan pusat penyebaran Nepenthes di dunia. Sesuai dengan ketinggian tempat hidupnya, Nepenthes dibagi menjadi tiga golongan,
yaitu yang hidup pada dataran rendah (0-500 mdpl (meter dari permukaan laut)),
dataran menengah (500-1.000 mdpl) dan dataran tinggi (di atas 1.000 mdpl).
Untuk di dataran rendah meliputi jenis N.
gracilis, N. mirabilis, N. reinwardtiana, dan N. raflesiana, N. adnata, N.
clipeata, N. mapuluensis merupakan jenis yang dapat hidup di dataran
menengah. Sedangkan yang dapat tumbuh baik di dataran tinggi meliputi N. diatas, N. densiflora, N. dubia, N.
ephippiata dan N. eymae. Perbanyakan tanaman Nepenthes dilakukan melalui stek batang, biji dan memisahkan
anakan.
Umumnya
Nepenthes yang hidup terrestrial di
dataran rendah tumbuh di tempat-tempat yang berair atau dekat sumber air pada
substrat yang bersifat asam. Nepenthes
juga membutuhkan cahaya matahari intensif dengan panjang siang hari antara
10-12 jam setiap hari sepanjang tahun, dengan suhu udara antara 23-31°C dan
kelembaban udara antara 50-70%.
Nepenthes spp. merupakan tumbuhan berumah dua, dimana masing-masing
tanaman hanya memiliki bunga jantan dan bunga betina saja. Bunga biasanya akan
muncul pada saat tanaman telah tumbuh menjalar/merambat dan membentuk kantung
atas. Pada tanaman yang masih muda, jenis kelamin tanaman ini tidak dapat
dibedakan berdasarkan morfologi tanaman. Bentuk bunga sangat sederhana dengan
empat kelopak tanpa mahkota dan terangkai dalam satu tandan.
Hidup
di tanah (terrestrial), ada juga yang menempel pada batang atau ranting pohon
lain (epifit). Kantong Semar (Nepenthes
sp.) merupakan perubahan bentuk dari ujung daun yang memiliki fungsi menjadi
perangkap serangga atau binatang kecil lainnya (Puspaningtyas et al, 2007).
Klasifikasi Nepenthes spp.
berdasarkan tumbuhan berbunga adalah sebagai berikut : :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super division : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Subdivisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Dilleniidae
Ordo : Nepenthales
Family : Nepenthaceae
Genus : Nepenthes
Species : Nepenthes spp.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super division : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Subdivisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Dilleniidae
Ordo : Nepenthales
Family : Nepenthaceae
Genus : Nepenthes
Species : Nepenthes spp.
Tumbuhan
ini tumbuh pada tanah yang minim akan unsur hara, tumbuhan ini memperoleh
sumber makanan dari insekta yang terjerat dan dicerna oleh cairan yang terdapat
dalam kantongnya (Puspaningtyas et al, 2007; Di Giusto et al, 2008). Beberapa
jenis Nepenthes spp. menghasilkan 2
tipe kantong, pada batang yang masih muda atau batang roset akan menghasilkan
kantong yang berbentuk bulat dan terletak diatas permukaan tanah disebut dengan
kantong bawah atau kantong terrestrial. Sedangkan, pada batang yang memanjat membentuk
kantong yang seperti terompet yang disebut kantong atas atau kantong udara.
Keunikan tumbuhan ini terletak pada bentuk, warna dan ukuran dari kantongnya.
Kantong tersebut merupakan modifikasi dari daun yang mengalami perubahan bentuk
dan fungsi menjadi alat penangkap serangga (Dariana, 2009).
2.3. Bukti
Morfologi dan Anatomi dalam Taksonomi Tumbuhan
Klasifikasi
suatu organisme tergantung pada data yang dikumpulkan untuk dianalisis.
Data-data tersebut dapat dalam berbagai bentuk dan taksonomi tumbuhan harus
dapat dan siap untuk memastikan dan menggunakan berbagai tipe informasi
tersebut. Beberapa informasi tentang tumbuhan atau kelompok tumbuhan adalah
potensial digunakan untuk mendeterminasi dan memahami hubungan sistematiknya.
Ada dua tipe dasar informasi yang dapat digunakan yaitu informasi dari tumbuhan
itu sendiri, seperti morfologi, anatomi, embriologi, palinologi, genetika,
sitogenetik, kimia, biologi reproduksi dan biologi molekuler. Dan informasi
tentang inetraksi dengan lingkungan oranisme tersebut seperti ekologi dll
(Stuessy, 1994).
Bukti
morfologi atau bentuk luar dari suatu organisme merupakan tipe data yang banyak
digunakan dalam klasifikasi tumbuhan (Stuessy, 1994). Data morfologi adalah
yang paling mudah diamati dan dilakuakan dengan menggunakan kunci-kunci
dan deskripsi. Data morfologi yang dapat digunakan adalah semua bagian tumbuhan
baik bagian vegetatif maupun generatif. Bagian vegetatif antara lain akar,
batang,, dan daun, sedangkan bagian generatif adalah bunga, buah dan biji (Judd
et al, 1999).
Bukti anatomi adalah didasarkan pada karakter struktur bagian dalam dari tumbuhan yang telah digunakan dalam sistematik selama hampir 150 tahun, dan digunakan untuk menjelaskan hubungan filogenetik dengan cara determinasi dan identifikasi. Karakter anatomi dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya seperti transmission electron microscope (TEM) untuk memperlihatkan bagian-bagan ultrastruktural dan scanning electron microscope (SEM) untuk memperlihatkan bagian-bagian mikromorfologi. Beberapa karakter yang penting dalam bukti anatomi adalah bagian dari berkas pengangkut, jaringan sekretori, anatomi daun, dan daerah pertumbuhan transisi pada batang (Judd et al, 1999).
Morfologi dan anatomi selalu menjadi bagian dasar dari sistematik tumbuhan yang dapat menjelaskan tentang keanekaragaman, filogeni dan evolusi. Kemudian pengetahuan mengenai sistematik dan struktur berkembang dengan metode dan tekhnik yang baru (Endress et al, 2000).
Bukti anatomi adalah didasarkan pada karakter struktur bagian dalam dari tumbuhan yang telah digunakan dalam sistematik selama hampir 150 tahun, dan digunakan untuk menjelaskan hubungan filogenetik dengan cara determinasi dan identifikasi. Karakter anatomi dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya seperti transmission electron microscope (TEM) untuk memperlihatkan bagian-bagan ultrastruktural dan scanning electron microscope (SEM) untuk memperlihatkan bagian-bagian mikromorfologi. Beberapa karakter yang penting dalam bukti anatomi adalah bagian dari berkas pengangkut, jaringan sekretori, anatomi daun, dan daerah pertumbuhan transisi pada batang (Judd et al, 1999).
Morfologi dan anatomi selalu menjadi bagian dasar dari sistematik tumbuhan yang dapat menjelaskan tentang keanekaragaman, filogeni dan evolusi. Kemudian pengetahuan mengenai sistematik dan struktur berkembang dengan metode dan tekhnik yang baru (Endress et al, 2000).
2.4 Ciri khusus tumbuhan kantong semar
Berkaitan erat dengan adaptasi
terhadap habitatnya. Tumbuhan kantong semar banyak terdapat di rawa-rawa yang
kandungan nitrogennya sangat sedikit. Akibatnya, kantong semar tidak bisa
mendapatkan cukup nitrogen dari tempat hidupnya. Untuk mencukupi kekurangan
nitrogen tersebut, kantong semar bergantung pada serangga sebagai makanannya.
Karena kegemarannya memakan serangga sebagai sumber nitrogen inilah, kantong
semar dikenal sebagai tumbuhan insektivora, yaitu tumbuhan pemakan serangga.
Ø Kantong
semar mempunyai kantong penangkap serangga
Kantong semar termasuk tanaman yang unik. Ciri khusus tumbuhan kantong
semar yang pertama adalah memiliki kantong berbentuk piala di bagian ujung
daun. Kantong tersebut sebenarnya adalah ujung daun yang berubah bentuk.
Fungsinya untuk menangkap hewan, terutama serangga. Saat serangga masuk ke
kantong, kantong segera menutup. Kantong semar kemudian mengeluarkan enzim
untuk membunuh serangga.
Ø Kantong
semar menghasilkan nektar yang manis dan harum
Ciri khusus tumbuhan kantong semar yang kedua adalah dapat menghasilkan
nektar. Kantong semar memiliki daun yang berbentuk seperti piala, di mana
bagian dalam daun tersebut dapat mengeluarkan nektar (bahan pembuat madu)
berupa cairan lengket dan berasa manis. Nektar yang dihasilkan fungsinya sebagai
umpan untuk memikat serangga agar datang berkunjung. Serangga yang terpikat
dengan nektar tersebut kemudian akan hinggap pada dinding piala yang licin.
Akibatnya serangga itu jatuh ke dalam daun.
Ø Kantong
semar menghasilkan cairan pencerna serangga
Ciri khusus tumbuhan kantong semar yang ketiga adalah mampu menghasilkan
cairan pencerna serangga. Bila serangga telah terjebak, bagaimana cara kantong
semar memakannya? Adalah cairan daun jawabannya. Cairan daun kantong semar
mengandung enzim tripsin dan pepsin yang dapat melarutkan serangga. Perlu
diketahui bahwa enzim tripsin dan pepsin merupakan enzim yang biasa terdapat
pada sistem pencernaan hewan. Serangga inilah yang dijadikan makanan kantong
semar. Kantong semar hanya mengandalkan kantongnya untuk mendapatkan makanan.
Kantong semar tidak memerlukan pupuk. Pemberian pupuk pada tumbuhan ini justru
membuatnya mati. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa ciri khusus tumbuhan
kantong semar merupakan salah satu bentuk adaptasi terhadap lingkungannya agar
tetap bisa bertahan hidup.
2.5 Jenis-jenis Kantung Semar
Tanaman
ini memiliki penyebaran yang sangat luas dari pinggir pantai sampai dataran
tinggi, karena inilah nepenthes dibagi dalam dua jenis yaitu jenis dataran
tinggi dan jenis dataran rendah, walau kebanyakan spesies tumbuh di dataran
tinggi. Spesies yang tercatat tumbuh di ketinggian paling tinggi adalah N.
lamii yaitu di ketinggian 3,520 m. Berikut beberapa jenis dari tumbuhan Kantong
semar, yang bentuknya sangat menakjubkan dan menggoda, namun siapa sangka
tumbuhan dengan penuh pesona ini merupakan pemangsa yang hebat.
1.
Kantung
Semar Termos
Spesies
ini adalah yang paling khas dari genus Nepenthes, bisa ditemukan di Borneo,
Sumatra, Thailand, Semenanjung Malaysia, Singapura, Kepulauan Maluku, dan New
Guinea. Nepenthes ampullaria juga dikenal sebagai satu-satunya spesies kantong
semar yang "vegetarian", dikarenakan kantong tanaman ini tidak
memiliki kelenjar nektar pada bibir kantong sehingga jarang ada serangga yang
terjebak dalam kantong. Umumnya sebagian besar benda-benda yang ditemukan dalam
kantong adalah dedaunan yang membusuk, kotoran hewan, ranting-ranting kecil dan
air hujan.
2.
Nepenthes
aristolochioides
Tempat
di mana tanaman ini tumbuh pada ketinggian 1800–2500 m di atas permukaan laut.
Tanaman ini memiliki bentuk yang sangat aneh dibanding biasanya, dengan
pembukaan yang hampir vertikal pada kantong penjebaknya. Tumbuhan ini pertama kali dikoleksi
oleh Willem Meijer pada 5 Agustus, 1956. The holotype, Meijer 6542, dikoleksi
dari Gunung Tujuh di Jambi pada ketinggian 2000 m.
3.
Nepenthes appendiculata
Nepenthes appendiculata adalah tanaman tropis yang hanya diketahui
dari Pegunungan Hose tengah Sarawak, Borneo, yang tumbuh di ketinggian
1450–1700 m Meter di atas permukaan laut. Spesies ini ditandai dengan tambahan
kelenjar yang membesar pada permukaan tutup yang lebih rendah, serta diberi
nama appendiculata
4.
Nepenthes ceciliae
Adalah
spesies Nepenthes yang belum
terdeskripsikan taksonnya. Ini adalah spesies endemik Filipina yang terdapat di
pulau Mindanao, dia hidup di ketinggian 1500–1800 m di atas permukaan laut.
Penemuannya diumumkan di internet pada Agustus 2011 5.
5.
Nepenthes diatas
Nepenthes diatas adalah tanaman kantung semar endemik Sumatra yang
hidup di ketinggian antara 2400 sampai 2900 m di atas permukaan laut. Tidak ada
varietas dari N. diatas yang telah ditemukan. Penggunaan nama spesies diatas
berasal dari bahasa Indonesia "di atas". Sebenarnya menyalahi aturan
preposisi dalam Bahasa Indonesia, namun tuntutan dalam penggunaan nomenklatur
binomial yang mengharuskan hanya menggunakan dua nama, yaitu nama genus dan
spesies, sehingga kata "di" dan "atas" terpaksa
digabungkan.
6.
Kantong Semar Berleher
Adalah
spesies Nepenthes yang berhabitat di pulau Jawa dan Sumatera. Nama latin
gymnamphora berasal dari bahasa Yunani dari kata gymnos (berleher) dan
amphoreus (kantong)
7.
Kantong
Semar Jamban
Adalah
salah satu spesies kantong semar (Nepenthes)
yang endemik Sumatera Utara. Nama spesies ini diambil dari bahasa Indonesia
yang mengacu pada bentuk kantongnya yang menyerupai jamban atau toilet. Spesies
ini pertama kali dikoleksi pada 22 April 2005 dari selatan Padang Sidempuan.
8.
Nepenthes
maxima
Nepenthes maxima tumbuh tersebar di Pulau Sulawesi, Kepulauan
Maluku, dan Pulau Papua
9.
Kantung
Semar Naga
Adalah
tanaman kantung semar endemik Bukit Barisan, Sumatera. Bentuk unik yang
membedakan tanaman ini adalah rupanya yang mirip badan botol dan organ yang
berbentuk seperti lidah ular yang keluar dari bagian bawah penutup kantungnya.
Nama naga diambil dari bahasa Indonesia yang merujuk pada bentuk penutup
kantung dan badan eksternalnya serta ukurannya yang besar. Nama ini juga
merujuk pada cerita rakyat di Bukit Barisan yang disebut-sebut sebagai habitat
naga di masa lalu.
10. Kantong Semar Rafflesia
Memiliki
daerah penyebaran yang luas, meliputi Borneo, Sumatra, Semenanjung Malaysia,
dan Singapura. Nepenthes rafflesiana memiliki banyak variasi (kedua setelah
Nepenthes mirabilis) dengan sebagian di antaranya telah ditemukan. Di Borneo
saja, setidaknya telah ditemukan empat varietas yang berbeda satu sama lain.
Bentuk raksasanya saja mampu menyaingi spesies Nepenthes rajah dalam ukuran.
11.
Kantong Semar Sumatera
Adalah
kantong semar endemik Indonesia, khususnya pulau Sumatra, yang menjadi namanya.
12.
Nepenthes
truncata
Dinamakan
demikian karena bentuk daunnya yang seperti terpotong.Nepenthes truncata adalah
salah satu spesies kantong semar yang merupakan tanaman karnivora yang endemik
di pulau Mindanao di Filipina. Tanaman ini tumbuh di ketinggian antara 0-1500
m. Tanaman ini pernah ditemui memerangkap tikus.
13.
Nepenthes
khasiana
Merupakan
satu-satunya spesies kantong semar yang berasal dari India.
14.
Nepenthes villosa
Kantong
semar ini berhabitat di Gunung Kinabalu dan Gunung Tambuyukon di Pulau
Kalimantan
15. Nepenthes
Rajah
Spesies
ini juga merupakan tumbuhan endemik di Gunung Kinabalu dan Gunung Tambuyukon di
Pulau Kalimantan. Dan termasuk kedalam spesies yang terancam punah.
16.
Nepenthes
pitopangii
Nepenthes pitopangii ini endemik di pulau Sulawesi. Nepenthes
pitopangii ditemukan pada tahun 2006 dengan penemuan satu spesias di Taman
Nasional Lore Lindu.
17.
Nepenthes
madagascariensis
Nepenthes madagascariensis merupakan salah satu dari 2 spesies kantong
semar yang ada di Pulau Madagascar, habitatnya ada di sebelah timur pulau ini.
18. Nepenthes
jacquelineae
Merupakan
kantong semar endemik sumatra, dan merupakan salah satu kantong semar paling spektakuler.
2.6.
Cara
Kerja Kantong Semar
Kantong
semar menangkap makanan (serangga dan arthropoda) melalui kantongnya. Kantong
ini mempunyai warna sangat menarik yaitu hijau dengan bercak merah. Menurut
Lloyd (1942), kantong dapat pula berwarna ungu, kuning, hijau dan putih. Tumbuhan
ini memproduksi beberapa kelenjar nektar berada di bawah tutup dan di dalam
mulut kantong diproduksi. Kelenjar ini berfungsi untuk menarik perhatian
serangga atau binatang lain untuk mendekati tumbuhan ini yang selanjutnya akan terjebak.
Pada permukaan dalam kantong terdapat sejumlah bulu, bulu-bulu ini diduga
memiliki fungsi sebagai alat peraba/ sensor pada tumbuhan tersebut. Serangga
yang hinggap/ mampir di mulut kantong ini akan lengket, dan binatang tersebut
tidak akan bisakeluar hidup-hidup.
Awalnya
kantung semar memancing serangga dengan cara mengeluarkan aroma dari kelenjar
nektar di kantongnya, supaya mendekati bibir kantong. Setelah itu serangga akan
tergelincir dan masuk ke dalam kantung dan terjebak dalam cairan kantung.
Cairan
asam berfungsi mencabik-cabik tubuh serangga menjadi molekul besar yakni
protein. Selanjutnya kantong semar mengeluarkan enzim proteolase (nepenthesin)
sebagai enzim pengurai protein menjadi zat-zat sederhana (nitrogen, fosfor,
kalium dan garam-garam mineral). Zat-zat ini yang akan diserap menjadi nutrisi
makanan. Cara kerjanya sama dengan lambung manusia.(Anonim, 2012).
Di
dasar kantong hidup larva nyamuk, tungau beberapa organisme lain yang tahan
terhadap enzim pencernaan. kantong semar (Nephentes sp.) memiliki enzim
proteolase (nephenthesin) sebagai enzim pengurai protein menjadi sederhana
(nitrogen,fosfor,kalium,garam-garam mineral) .Organisme ini berperan untuk
memakan sisa-sisa bangkai serangga, sehingga kebersihan kantong tetap terjaga
(Kinnaird, 1997).
Penelitian
Slack (1979) menunjukkan bahwa pada bagian tutup kantong terdapat kelenjar
nektar yang menarik serangga, khususnya semut. Penelitian lebih baru oleh
Merbach dan tim (2002) menunjukkan bahwa Nepenthes
albomarginata memiliki rambut halus putih pada bibir kantong yang menjadi
makanan semut. Bibir kantong itu berlapis lilin yang licin, sehingga serangga
mudah tergelincir ke dalam kantong yang berisi cairan, seperti ditunjukkan Owen
dan Lennon (1999).
Untuk lebih
mempermudah semut naik sampai atas bibir kantong, beberapa Nepenthes sp.
memiliki kantong dengan sayap yang pada sisi-sisinya ada rambut menyerupai
tangga. Di dalam kantong terdapat cairan yang berfungsi seperti cairan lambung
manusia. Cairan itu bersifat asam dengan pH 2,8-4,9, yang memungkinkan tubuh
serangga rusak.
Untuk dapat
diambil zat gizinya, komponen tubuh serangga perlu dihancurkan sampai molekul
penyusunnya. Tugas ini dilakukan oleh berbagai enzim--protein yang mengkatalis
reaksi kimia. Contohnya enzim kitinase yang mengurai cangkang serangga. Yang
lebih dominan dan banyak jumlahnya adalah enzim protease, yang mengurai protein
dari tubuh serangga. Enzim ini populer dengan nama nepenthesin (paduan kata
"Nepenthes " dan "protein "). Pertama kali dikarakterisasi
oleh Jentsch (1972), lalu gen pengkode proteinnya diklon oleh Chung-Il (2001)
dan Althauda (2004).
Kantong
semar mempunyai kemampuan unik lain, yaitu dapat membentuk kantong yang berbeda
dari tumbuhan yang sama. Kantong yang menggantung dan berada di atas tanah disebut
kantong atas, sementara kantong yang berada di atas tanah disebut kantong
bawah.
Kantong atas
berwarna hijau karena kandungan klorofil memungkinkannya melakukan fotosintesis
seperti daun, sementara kantong bawah yang terlindung dari sinar matahari berwarna
merah menyala. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Serangga terbang yang menjadi
mangsa kantong atas tidak terlalu membutuhkan rangsangan warna, sementara semut
yang menjadi "santapan " kantong bawah perlu dipikat dengan warna
yang mencolok.
Moran (1996)
mengamati perbedaan jenis serangga yang ditangkap oleh dua jenis kantong itu.
Apakah perbedaan mangsa dan bentuk kantong itu juga berpengaruh pada komposisi
protein di dalam kantong Kami berhasil mengisolasi protein dalam cairan kantong
atas dan kantong bawah dari N. gymnamphora dari Taman Nasional Gunung Halimun
untuk pertama kalinya di dunia baru-baru ini. Dari masing-masing 800 mililiter
cairan yang dikumpulkan dari kantong, dapat dimurnikan protein sebanyak 1 ml.
Keragaman
protein dianalisis dengan teknik SDS-PAGE yang menampakkan pola pita protein
yang ada. Pemurnian dilakukan dengan teknik kromatografi kolom penukar ion.
Hasilnya ternyata keduanya menunjukkan pola pita protein yang sama persis. Dua
jenis protein yang utama diduga terdapat dalam cairan kantong tersebut. Uji
aktivitas terhadap protein yang telah dimurnikan menunjukkan bahwa protein itu
adalah enzim protease.
Tumbuhan
kantung semar nyatanya memiliki fungsi lain, yaitu sebagai toilet nyaman bagi
serangga yang membuang kotoran dalam kantungnya. Uniknya, tumbuhan ini juga
memanfaatkan kotoran tersebut sebagai sumber gas nitrogen. Hasil
studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Biology Letters mengungkapkan,
setidaknya satu jenis kantung semar hidup dengan bergantung hidup dari kotoran
serangga yang dimakannya. Demikian keterangan yang dikutip dari Live Science,
Rabu (24/6/2009).
2.7. Mekanisme Kantung semar dalam menjebak mangsanya
Banyak jenis tumbuhan yang memangsa hewan untuk
kelangsungan hidupnya. Mirip hewan, tumbuhan karnivora memiliki gerakan
menjebak dengan cepat, sensitivitas seperti sistem saraf dan umpan untuk
memikat korbannya.
Tumbuhan Karnivora memiliki 2 tipe mekanisme penjebak :
Tumbuhan Karnivora memiliki 2 tipe mekanisme penjebak :
a. Tipe Mekanisme Penjebak Aktif
1. Jebakan Jepit
2. Jebakan Penyedot
b. Tipe
Mekanisme Penjebak Pasif
1. Jebakan Lubang Perangkap (Pitfall)
Bentuk tanaman ini sangat unik dan menarik, menyerupai kendi atau
kantong yang memiliki tutup yang bisa terbuka dan tertutup. Pada bagian ujung
kantong berwarna merah serta menebarkan aroma yang khas. Inilah yang menjadi
daya tari kantong semar untuk menarik mangsanya. Tak heran banyak serangga yang
dibuat lengah oleh kantong semar. Begitu mendekat ke bibir kantong semar,
mangsa akan terpeleset dan masuk ke dalam kantongnya yang licin. Cairan yang
berada di dalam kantong itu langsung bekerja mencerna mangsanya. Cairan-cairan
itu dihasilkan oleh bagian bawah kantong semar.
Kantong semar memiliki daun yang ujungnya termodifikasi menjadi kantung
perangkap. Kantung tanaman yang berumah dua ini memiliki dua bagian, yaitu area
licin di bagian atas dan area digesti di bagian bawah. Bibir (peristom) dan
bagian bawah tutup kantung mengandung kelenjar nektar untuk menarik mangsa. Tumbuhan ini memerlukan beberapa jam saja
untuk mencerna serangga kecil, sedangkan untuk serangga besar dibutuhkan waktu
beberapa hari.
2. Jebakan Lobster
3. Jebakan Kertas Perekat
2.8. Manfaat Kantong Semar
1.
Indikator Iklim.
Jika pada suatu
kawasan atau areal di tumbuhi oleh Nepenthes
gymnamphora, berarti kawasan tersebut tingkat
curah hujannya cukup tinggi, kelembaban diatas 75 %, tanahnya pun miskin unsur
hara.
2.
Tumbuhan Obat Cairan dari kantong yang masih tertutup,
digunakan sebagai obat batuk.
3.
Sumber air minum bagi Petualang
Bagi para pendaki
gunung yang kehausan kantong semar jenis N.
gymnamphora merupakan sumber air yang layak minum karena pH-nya netral
(6-7), tetapi kantong yang masih tertutup, karena kantong yang terbuka sudah
terkontaminasi dengan jasad serangga yang masuk kedalam, pH-nya 3 dan rasanya
masam.
4.
Sebagai Pengganti tali Batang dari Kantong Semar ini
bisa di gunakan sebagai pengganti tali untuk pengikat barang.
5.
Sabagai tanaman hias. Sejak beberapa waktu
yang lalu, kantong semar mulai diperkenal sebagai tanaman hias yang mempunyai
daya tarik tersendiri, bahkan orang rela berburu sampai kepuncak-puncak gunung
untuk mendapatkan kantong semar ini.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kantong semar adalah genus tumbuhan yang termasuk dalam
famili monotipik. Nama ilmiah kantong semar adalah Nepenthes diambil dari sebuah nama gelas anggur.
Di Indonesia tumbuhan ini disebut sebagai kantung semar karena bentuknya
menyerupai perut semar yang buncit. Kantong semar merupakan tumbuhan karnivora
dimana memperoleh nutrisi dari hewan yang dimakan terutama serangga. Kantong
semar tumbuh di kawasan tropis yang meliputi Indonesia, China Selatan,
Malaysia, Filipina, India, Sri Lanka, dan Australia
Nepenthes spp. merupakan tumbuhan berumah dua, dimana
masing-masing tanaman hanya memiliki bunga jantan dan bunga betina saja.Bentuk
bunga sangat sederhana dengan empat kelopak tanpa mahkota dan terangkai dalam
satu tandan. . Hidup di tanah (terrestrial), ada juga yang menempel pada batang
atau ranting pohon lain (epifit). Kantong Semar (Nepenthes sp.) merupakan perubahan bentuk dari ujung daun yang
memiliki fungsi menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya.
Kantong Semar (Nephentes) Tipe mekanisme penjebak : Lubang Perangkap
(Pitfall) Pada bagian ujung kantong berwarna merah serta menebarkan aroma yang
khas. Inilah yang menjadi daya tari kantong semar untuk menarik mangsanya. Tak
heran banyak serangga yang dibuat lengah oleh kantong semar. Begitu mendekat ke
bibir kantong semar, mangsa akan terpeleset dan masuk ke dalam kantongnya yang
licin. Cairan yang berada di dalam kantong itu langsung bekerja mencerna
mangsanya. Cairan-cairan itu dihasilkan oleh bagian bawah kantong semar.
Kantong semar memiliki daun yang
ujungnya termodifikasi menjadi kantung perangkap. Kantung tanaman yang berumah
dua ini memiliki dua bagian, yaitu area licin di bagian atas dan area digesti
di bagian bawah. Bibir (peristom) dan bagian bawah tutup kantung mengandung
kelenjar nektar untuk menarik mangsa.
Manfaat Kantong Semar Selain semangat
tanaman hias Kantong Semar juga memiliki fungsi yang tidak kalah penting,
diantaranya :Sebagai Indikator Iklim.Jika pada suatu kawasan atau areal di
tumbuhi oleh Nepenthes gymnamphora, berarti kawsan tersebut tingkat curah
hujannya cukup tinggi, kelembaban diatas 75 %, tanahnya pun miskin unsur haraTumbuhan
Obat Cairan dari kantong yang masih tertutup, digunakan sebagai obat batuk.Sumber
air minum bagi Petualang. Bagi para pendaki gunung yang kehausan kantong semar
jenis N. gymnamphora merupakan sumber air yang layak minum karena pH-nya netral
(6-7), tetapi kantong yang masih tertutup, karena kantong yang terbuka sudah
terkontaminasi dengan jasad serangga
DAFTAR
PUSTAKA
Azwar, Fatahul., Kunarso, Adi., Rahman, Teten
S. 2007. Kantong Semar (Nepenthes sp.) di Sumatera Utara, Tanaman Unik yang Semakin Langka. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil.
Dariana. 2009. Keanekaragaman Nepenthes dan
Pohon Inang di Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Kabupaten
Dairi, Sumatera Utara. Thesis. Sarjana Biologi MIPA- SUMUT, Medan.
(Dipublikasikan) Di Diusto, Bruno., Grosbois, Vladimir.,
Fargeas, Elode., Marshall, David J., Gaume, Laurence. 2008. Contribution of pitcher fragrance
and fl uid viscosity to high prey diversity in a Nepenthes
carnivorous plant from Borneo. J. Biosci. 33(1): 121–136
Handayani, Tri., Latifah, Dian., Dodo. 2005. Diversity and Growth Behaviour of Nepenthes (Pitcher Plants) in Tanjung Puting National Park, Central Kalimantan Province.
Handayani, Tri., Latifah, Dian., Dodo. 2005. Diversity and Growth Behaviour of Nepenthes (Pitcher Plants) in Tanjung Puting National Park, Central Kalimantan Province.
Biodiversitas. Volume 6, Halaman: 251-255.____________. 2003.
Pertumbuhan dan Perkembangan Organ Kantong Pada Nepenthes albomarginata, Nepenthes hookerina dan Nepenthes
mirabilis di Kebun Raya Bogor.
Biosfera 20(3).
Judd, Walter S., et al. 1999. Plant
Systematics A Phylogenetic Approach. Sinauer Associates, Inc. USA.
Puspitaningtyas, Dwi Murti., Wawaningrum, Hary. 2007. Keanekaragaman Nepenthes di Suaka Alam Sulasih Talang-Sumatera Barat.
Biodiversitas. Volume 8, Nomor 2. Halaman: 152-156. Stuessy, T. F. 1994. Case Studies In Plant Taxonomy: Exercise in Applied
Pettern Recogniton.
Columbia University Press: New York.
Witarto, A.B. 2006. Protein Pencerna di
Kantong Semar. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. http://www.lipi.go.id.
Kantung Semar Jadikan Kotoran Serangga untuk
Sumber Nitrogen http://techno.okezone.com/read/2009/06/24/56/232579/kantung-semar-jadikan kotoran-serangga-untuk-sumber-nitrogen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar