1.
Bad image di guru / teman
Sudah
sangat jelas sekali. Ketika seorang siswa ketahuan mencontek, maka secara
otomatis akan memberikan bad image kepadanya. Kepercayaan guru kepadanya
sudah berkurang, dan mungkin akan memberikan nilai afektif C untuknya, dan
perlu diketahui, ketika guru – guru berkumpul dan berdiskusi / nge-gosip,
kadang akan di bahas masalah perilaku siswanya ketika di pelajaran
masing-masing , apalagi jika ada siswa yang gemar mencontek. Maka secara
otomatis bad image-nya akan terpublikasikan ke guru-guru yang lain.
Antara sesama teman juga sudah jelas, dia akan dikenal sebagai raja mencontek,
walaupun secara pertemanan tetap mau bergaul dengan si pencontek, tapi apakah
bangga jika kita mendapat predikat sebahai “Raja Contek”?
2. Membodohi diri sendiri
Ketika
kita mencontek, maka itu berarti juga kita memanipulasi nilai kita. Karena
sebenarnya itu bukanlah jawaban kita, melainkan jawaban orang lain. Jadi
walaupun nilai kita besar , sebenarnya kita tidak bisa di pelajaran tersebut.
Misalkan nilai ini dipakai untuk masuk universitas melalui jalur PMDK, mungkin
kita bisa masuk tapi kedepannya kita akan susah mengikuti perkembangan
perkuliahan karena memang sebenarnya kita tidak mempunyai kemampuan di jurusan
tersebut, malahan bisa saja kita di DO. Nah loh, gimana kalo dah begitu, siapa
yang malu??
3.
Langkah awal sakit jantung
Saat
menyontek, maka tingkat kewaspadaan kita menjadi meningkat, disini adrenalin
kita mulai naik, apalagi ketika ada seorang pengawas mendekati kita, detak
jantung kita menjadi semakin tidak normal. Dan jantung akan berdetak lebih
cepat lagi, ketika pengwas memanggil nama kita saat kita sudah mempunyai niat
mencontek, dan mungkin bisa sampai keluar keringat dingin jika dia tidak
professional dala mmencontek (hehe). Menurut Wikipedia, salah satu gejala
penyakit jantung adalah palpitasi (jantung berdebar-debar) hal ini terjadi
ketika kita ketahuan mencontek oleh pengawas, dan gejala yang lain adalah
mengucurnya keringat dingin atau panas. Nah, tanda-tandanya mirip kan??
4. Kehalalan ijazah / nilai
Dalam
semua agama, pasti melarang yang namanya berbuat curang. Apalagi anda umat
muslim, jika kita melakukan kecurangan dalam memperoleh nilai, itu sudah
dikategorikan sebagai haram, nilai yang haram ini akan tertulis di ijazah, dan
dari ijazah ini Anda gunakan dalam berbagai kepentingan misalnya untuk melamar
pekerjaan. Maka pekerjaan yang Anda dapatkan juga Haram, karena hukum dasarnya
adalah jika sesuatu berasal dari yang haram, maka hal itu akan haram juga.
Seperti dalam sebuah hadits yang menyatakan bahwa “Sesungguhnya Rasulullah SAW
melaknat dalam khamr sepuluh personel, yaitu: pemerasnya (pembuatnya),
peminumnya, pembawanya, pengirimnya, penuangnya, penjualnya, pemakan uang
hasilnya, pembayarnya, dan pemesannya” (HR Ibnu Majah dan Tirmidzy).
5.
Belum tentu jawbaan teman itu benar
Ketika
kita mencontek jawaban teman, belum tentu teman yang kita contek itu benar, apa
lagi jika main kode, belum tentu teman memberikan jawaban yang benar keapda
kita. Karena dia tidak mau nilai teman yang lain lebih besar.
6.
Nilai teman lebih besar
Ketika
kita memberikan jawaban kepada teman kita, maka kita memberikan peluang kepada
teman kita untuk mendapatkan nilai yang lebih besar. Anda mau hal itu terjadi??
Saya yakin tidak.
7.Perkembangan kreativitas dan
kemandirian menjadi terhambat.
Kebiasaan mencontek itu cuma bikin
kita bergantung kepada orang lain atau catatan yang kita buat (baca: paisan)
loh. Nah karna terlalu sering seperti itu, kreatifitas dan kemandirian kita gak
akan berkembang sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebiasaan bergantung tadi
akan terbawa juga. Dan nantinya hanya akan menjadi beban orang lain.
8. Kecerdasan otak siswa
tidak berkembang.
Karena biasanya orang yang mencontek
kan gak belajar, cuman nanya sama orang lain atau mengandalkan contekannya,
otak gak akan terasah. Sehingga kecerdasan akan menurun.
9. Mengakibatkan
ketidakjujuran
Mencontek merupakan salah satu
tindakan yang tidak jujur. Jika tidak dihilangkan, maka akan menanam
kebiasaan berbuat tidak jujur di kehidupan sehari-hari.